Memuat …
Ya, kota berpenduduk 11 juta ini telah banyak berubah. Kota di bagian tengah daratan Cina ini tidak lagi sepi atau bahkan sudah mati seperti sekitar setahun yang lalu. Aktivitas kerumunan ini mulai pulih. Seolah-olah wabah COVID-19 yang konon berasal dari kota ini tidak pernah terjadi. “Setelah dibuka kembali, saya belum pernah melihat begitu banyak orang. Sekarang semua orang keluar untuk makan dan bersenang-senang,” kata seorang warga yang gembira menikmati makan sate daging bersama sekelompok temannya, seperti dilansir Reuters, Selasa (22/12/2020). .
Wuhan memberlakukan lockdown selama 76 hari dari 23 Januari hingga 8 April 2020 setelah wabah pertama. Uniknya, meski disebut-sebut sebagai pusat awal pandemi, Wuhan terbukti ekstra cepat dalam mengendalikan virus ini. Bahkan sejak awal Mei, Wuhan belum melaporkan adanya kasus baru COVID-19. (Baca juga: WHO Akan Mengirimkan Tim Investigasi ke Wuhan untuk Melacak Asal Usul Covid-19)
Keberhasilan ini membuat Wuhan semakin terbuka. Bahkan awal Desember ini, kota tersebut meluncurkan video promosi untuk menarik wisatawan. “Dari segudang lampu yang berkelap-kelip di sepanjang Sungai Yangtze dan tarian dan musik yang menakjubkan dari kapal pesiar Zhiyin, hingga lampu yang berkilauan dan suara indah dari livehouse … beri saya lima! Semuanya!,” Demikian bunyi video promosi. .
Untuk menyelidiki seputar virus ini, tim dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga akan mengunjungi Wuhan dalam waktu dekat. Kepala Darurat WHO Michael Ryan mengatakan para ahli diperkirakan akan melakukan perjalanan pada minggu pertama Januari. “Akan ada pengaturan karantina, tentu saja kita harus. Seperti biasa, kita harus mematuhi pengaturan manajemen risiko apa pun yang sedang transit pada saat kedatangan dan di China sendiri,” katanya.
Badan kesehatan PBB mengirim tim pendahulu ke Beijing pada Juli untuk meletakkan dasar bagi penyelidikan internasional. Tetapi hingga minggu ini masih belum jelas kapan tim ilmuwan yang lebih besar akan dapat melakukan perjalanan ke China untuk memulai studi epidemiologi untuk mencoba mengidentifikasi kasus manusia pertama dan sumber infeksi mereka. (Baca juga: Bukan Wuhan, China Disebut Virus Corona Pertama Muncul di India)
Ada kekhawatiran tentang apakah para ahli akan diizinkan melakukan perjalanan ke Wuhan. Tetapi Ryan bersikeras bahwa sementara para ahli tentu saja akan melewati Beijing, tidak ada keraguan tim akan mengunjungi Wuhan. “Itulah tujuan misi,” ujarnya.
Menurutnya, misi tersebut bertujuan untuk mencapai titik awal di mana kasus manusia terdeteksi. “Dan kami sangat berharap bisa melakukannya,” jelasnya.