
KUCHING, 18 Des – Sebanyak 106 warga Malaysia mendarat di sini tadi malam dalam penerbangan langsung dari Papua Nugini (PNG) tempat mereka terdampar sejak Oktober.
Warga Malaysia yang terdiri dari 91 dari Sarawak, 10 dari Semenanjung Malaysia dan lima dari Sabah segera ditempatkan di pusat karantina sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP) yang dikeluarkan oleh Komite Manajemen Bencana negara (SDMC) untuk Covid-19.
Menteri Transportasi Sarawak Datuk Lee Kim Shin mengatakan seorang warga Sarawak di ibukota PNG Port Moresby telah menghubunginya untuk meminta bantuan setelah upaya mereka untuk terbang pulang gagal.
“Mereka bekerja di PNG di bawah 33 perusahaan dari berbagai sektor, seperti penebangan kayu, layanan pengecer atau pekerjaan kantor.
“Mereka ingin kembali ke Malaysia karena kebanyakan dari mereka telah menyelesaikan kontrak kerja mereka,” kata Lee dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan mereka dulu transit di Singapura tetapi negara pulau itu melarangnya karena pencegahan Covid-19.
“Karena itu, biro perjalanan mencarter penerbangan langsung Air Niugini Limited dari Bandara Internasional Port Moresby ke Bandara Internasional Kuching.
“Namun penerbangan tersebut sempat beberapa kali ditunda karena belum ada persetujuan terkait pengesahan Sertifikat Operator Pesawat Asing (FAOC) dari Civil Aviation Authority Malaysia (CAAM).
“Hal ini mengakibatkan sebagian penumpang terdampar di Port Moresby,” ujarnya.
Dia mengatakan mereka telah mengeluarkan ribuan dolar untuk biaya harian di PNG karena tidak ada konfirmasi penerbangan.
Dia mengatakan seorang Sarawak di PNG kemudian meminta bantuannya atas nama semua Sarawakian yang terdampar dengan menghubungi Facebook Messenger miliknya.
Lee mengatakan dia kemudian segera berhubungan dengan Kementerian Perhubungan di Putrajaya untuk mempercepat CAAM pada validasi FAOC untuk penerbangan carteran untuk terbang langsung ke Kuching dari PNG dan juga SDMC untuk memastikan kelancaran masuknya penumpang ke Sarawak.