Varian New British Covid-19 70 Persen Lebih Menular

Jakarta, CNN Indonesia –

Peneliti menyatakan varian baru virus corona SARS-CoV-2 ditemukan di Inggris lebih menular. Para ahli mengatakan tingkat infektivitas varian baru tersebut bisa mencapai 70 persen.

Varian baru dari virus korona SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris dikenal sebagai VUI-202012/01. Varian tersebut ditemukan setelah peneliti melakukan seluruh urutan genom selama tiga minggu.

Meluncurkan Sky News, Public Health England (PHE) bekerja sama dengan pakar modeling dari Imperial College London untuk membandingkan varian baru tersebut dengan varian lain yang beredar.



Akibatnya, mereka mengklaim menemukan bahwa VUI-202012/01 70 persen lebih menular. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan strain baru dapat meningkatkan R (tingkat reproduksi) di Inggris, yang saat ini 0,4 hingga 1,1 hingga 1,2.

Bahkan angka terbaru menunjukkan bahwa strain tersebut bertanggung jawab atas 43 persen infeksi baru di Tenggara, meningkat menjadi 59 persen kasus baru di Inggris bagian timur dan 62 persen di London.

Susan Hopkins dari PHE mengaku belum bisa memastikan apakah VUI-202012/01 bisa meningkatkan angka kematian. Ia mengatakan masih perlu penelitian lebih lanjut.

“Tidak ada bukti saat ini yang menunjukkan bahwa strain baru menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau mempengaruhi vaksin dan perawatan,” kata Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris.

Whitty mengatakan varian baru juga ditemukan di luar Inggris, misalnya Irlandia Utara, Skotlandia, Denmark, dan Australia. Ia juga mengatakan VUI-202012/01 sangat mirip dengan varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan hingga Belanda.

Hopkins menjelaskan, VUI-202012/01 pertama kali ditemukan pada pasien pada September 2020. Selain itu, varian tersebut ditemukan setelah peneliti melakukan investigasi klinis penyebab kasus di wilayah Kent dan Medway tidak berkurang meski telah diisolasi.

“Strain baru jauh lebih fleksibel dibanding varian lain yang beredar. Itu menjadi perhatian besar kami dan kami beri tahu pemerintah pada Jumat, 18 Desember,” kata Hopkins.

Melansir Daily Mail, pakar medis Universitas Oxford Carl Heneghan meragukan klaim bahwa VUI-202012/01 menginfeksi lebih dari 70 persen varian lainnya. Dia menilai angka tersebut terlalu dini untuk disimpulkan.

“Saya telah melakukan pekerjaan ini selama 25 tahun dan saya dapat memberitahu Anda tidak dapat menetapkan angka yang dapat diukur dalam waktu sesingkat itu,” kata Heneghan.

Ia menilai, publikasi tingkat penularan varian baru tersebut semakin menimbulkan ketakutan dan kepanikan di masyarakat. Apalagi, kata dia, pemerintah Inggris tidak memberikan data yang akurat.

Namun, dia mengatakan jika benar varian baru itu lebih menular, pemerintah harus mengunci seluruh wilayah Inggris karena orang yang meninggalkan ibu kota untuk menghindari pembatasan akan menyebarkan varian baru di tempat lain.

(jps / DAL)

[Gambas:Video CNN]


Source