Memuat …
Berbekal baju seadanya yang tidak terbakar, Ganesha dan keluarganya berusaha bertahan hidup sendiri. Mereka berlima berdesakan di dalam sedan tua untuk melindungi diri dari terik matahari dan dinginnya malam. Tidak jarang Ganesh sebagai kepala keluarga tidur di luar mobil agar ketiga anaknya bisa beristirahat dengan nyaman. Meski sulit karena terpaksa harus bertepatan dengan barang-barang lain yang tersisa dari rumah Ganesha yang terbakar.

Selama delapan bulan, Ganesh dan keluarganya tetap berada di jalan dengan mobil tua itu. Mereka berkeliling mencari lokasi parkir yang memiliki fasilitas WC umum untuk mandi. Saat bekerja, Ganesh membawa mobil dan anggota keluarganya ke dekat lokasi sekolah yang dia jaga. Setelah itu mereka kembali hidup di jalanan di Proton Saga yang lama.
“Kami selalu berkeliling mencari tempat yang tepat untuk parkir dan tinggal. Kadang kami punya Jalan Sepoy Lines, Gurney Drive, Esplanade dan bahkan di depan sekolah tempat saya bekerja jika harus,” kata Ganesh. (Baca juga: Klakson dan suara Tesla dapat dimodifikasi menjadi suara kambing )
Ganesh mengaku tak ingin hidup di jalan bersama keluarganya. Dia mencoba mencari rumah kontrakan, tetapi tidak ada yang cocok dengan gajinya. Banyak kontrak sewa yang menelan biaya Ringgit 800 hingga 900 Ringgit, atau setara dengan Rp 2,7 juta hingga Rp 3,12 juta per bulan. Sedangkan gaji Ganesh sebagai pengurus sekolah hanya sebesar Ringgit 1.200 atau setara dengan Rp 4,16 juta. “Saya menggunakan semua gaji saya untuk kebutuhan sehari-hari anak saya dan popok untuk anak bungsu,” kata Ganesh sedih.
Ia juga mencoba menggunakan fasilitas flat untuk orang miskin yang disediakan oleh pemerintah Malaysia. Melalui program ini, ia mampu mencicil 90 Ringgit flat atau setara Rp312.714 per bulan dengan mencicil. Hanya saja hingga saat ini belum ada jawaban dari Kementerian Perumahan Rakyat Malaysia. Alhasil, Ganesh dan keluarganya terus hidup di jalan dengan mobil tua Proton Saga.
Sementara itu, istri Ganesh, Prameswari mengaku tidak pernah sedih dengan apa yang dialaminya. Dia tidak pernah keberatan harus berdesakan di dalam mobil. Ia hanya merasa sedih ketika melihat anak-anaknya kelaparan karena hampir setiap hari mereka hanya makan roti atau jajan kecil untuk bertahan hidup. “Saya tidak keberatan harus pegang pangkuan saya. Saya hanya sedih melihat anak-anak saya kelaparan dan bingung harus berbuat apa,” kata Prameswari.
Kisah Ganesh akhirnya dipantau oleh media Malaysia dan langsung menghebohkan masyarakat negeri jiran itu. Mereka khawatir keluarga Ganesh terpaksa bertahan hidup selama delapan bulan di jalan. Mereka memprotes pemerintah Malaysia karena tidak segera memberikan bantuan kepada keluarga Ganesh yang selamat dengan mobil tua.
Jadeep Singh Deo, perwakilan pemerintah Malaysia yang bertanggung jawab atas program bantuan perumahan, mengatakan program perumahan miskin memang diberikan kepada orang-orang seperti keluarga Ganesh. “Hanya saja daftar tunggu terlalu panjang dan memakan waktu,” ujarnya.

Tak mau menunggu bantuan pemerintah, warga Malaysia langsung membantu dengan memberikan bantuan. Salah satunya adalah Ebiet Lew, pembicara muda dari Malaysia. Ia segera meninggalkan Johor Bahru menuju Penang untuk memberikan bantuan kepada Ganesh berupa persewaan rumah hingga Ganesh mendapatkan rumah rakyat yang dijanjikan pemerintah.

Selain itu ia juga membeli berbagai perlengkapan rumah tangga yang dibutuhkan Ganesha dan keluarganya. “Saya sangat bersyukur akhirnya anak-anak saya bisa hidup layak,” kata Ganesh. Ia juga berterima kasih kepada Penang Hindu Sanggam karena telah berusaha menyelamatkan Ganesh dan keluarganya dengan menyediakan rumah rakyat di Padang Tembak, Penang.
(wsb)