Tahun 2021, obat ARV untuk ODHA tersedia di 12 Puskesmas Sukoharjo

Solopos.com, SUKOHARJO – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo menargetkan pada tahun 2021 semua atau 12 pusat kesehatan dan rumah sakit sudah dapat melayani pengobatan antiretroviral (ARV) untuk orang dengan HIV / AIDS atau ODHA.

Hal ini untuk memudahkan ODHA mendapatkan obat ARV yang harus rutin mereka konsumsi. DKK Sukoharjo bersama pemangku kepentingan penanggulangan HIV / AIDS menggelar talkshow di Rumah Makan Jinung (RM), Selasa (22/12/2020).

Acara tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari AIDS Sedunia. Acara tersebut dihadiri oleh pengurus Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Sukoharjo, dan masyarakat umum.

Dalam sebuah perjalanan, seorang wanita solo meninggal di kamar mandi di pasar Tawangmangu

Sekretaris KPA Sukoharjo Suryono mengatakan, sejauh ini baru tiga puskesmas yang melayani pengobatan ARV ODHA. Ketiga puskesmas tersebut masing-masing adalah Nguter, Grogol dan Kartasura. Orang yang hidup dengan HIV / AIDS menerima obat ARV untuk memperlambat pertumbuhan virus di dalam tubuh.

“Target kami semua puskesmas membuka pelayanan pengobatan ARV untuk ODHA. Sehingga tidak jauh-jauh bila harus mencari obat ARV yang diminum secara rutin,” ujarnya, Kamis.

KPA Sukoharjo akan mengoptimalkan mobil voluntary counselling test (VCT) yang melintas ke pedesaan sebagai upaya menemukan orang baru dengan HIV / AIDS. Satu-satunya cara untuk mengetahui status kesehatan masyarakat yang berisiko tinggi adalah melalui VCT.

Tak Terkena Pandemi, Investasi Rp 7,2 Triliun Masuk Sukoharjo Juli-September 2020

Klinik VCT dapat diakses masyarakat di 12 Puskesmas dan RS di Kabupaten Jamu. Oleh karena itu, tenaga kesehatan yang dibantu oleh Orang Peduli AIDS (WPA) akan mempromosikan VCT di daerahnya masing-masing.

Sekretaris KPA Sukoharjo tak memungkiri masih adanya stigma di masyarakat bahwa ODHA bisa menularkan virus jika ada kontak fisik sehingga mereka diisolasi. Padahal, penularan virus HIV / AIDS melalui cairan tubuh, darah atau ASI yang positif mengidap HIV / AIDS.

Populasi Kunci

“Saat ini tren penyebaran virus HIV / AIDS tidak hanya menyasar populasi kunci tetapi juga masyarakat. Tidak sedikit karyawan, buruh, pengemudi, bahkan petani yang tertular virus HIV / AIDS,” jelasnya.

Sehari 3 warga Madiun meninggal positif akibat Covid-19

Berdasarkan data KPA Sukoharjo, jumlah penderita HIV / AIDS atau ODHA dalam satu dekade terakhir sebanyak 664 orang. Rinciannya, jumlah penderita HIV 336 orang dan AIDS 328 orang.

Sementara jumlah penderita HIV / AIDS yang meninggal lebih dari 138 orang. Ketua DKK Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan, ibu hamil wajib melakukan VCT di puskesmas atau rumah sakit.

Ini merupakan bagian dari deteksi dini potensi penularan HIV / AIDS dari ibu ke janin di dalam kandungan. Jika ibu hamil terinfeksi HIV / AIDS, maka harus segera mendapat pengobatan ARV untuk meminimalisir potensi penularan ke janin di dalam kandungannya.

2 Hari Tambah 189 Kasus, Kumulatif Positif Covid-19 Solo Tembus 4.100

Yunia mengatakan kasus penularan HIV / AIDS seperti fenomena gunung es karena masih cukup banyak orang yang berpotensi menularkan virus.

“Diperlukan keterlibatan aktif masyarakat dan masyarakat swasta untuk mengungkap pengidap HIV / AIDS. Virus ini hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual atau mengganti jarum suntik,” ujarnya.

Source