Jakarta, CNN Indonesia –
Itu tidak dapat disangkal kehamilan menyebabkan perubahan drastis pada tubuh dan pikiran yang kemudian dibuatnya ibu merasa menekankan untuk cemas.
Kebanyakan ibu mulai merasakan tekanan yang luar biasa dan khawatir tentang tuntutan besar yang ditimbulkan oleh kehamilan.
Ini semua normal, terutama di antara banyak ibu lainnya, dan ada berbagai cara bagi Anda untuk menghilangkan stres.
Dan mengatasi stres ini penting karena saat Anda menjalani kehamilan, ada juga perubahan yang dialami tubuh Anda yang dapat memengaruhi pertumbuhan bayi.
Salah satu hal baru yang ditemukan para peneliti di kalangan wanita hamil adalah bagaimana tingkat stres dapat memengaruhi perkembangan otak bayi mereka.
Studi baru dari eLife Ini menunjukkan bahwa stres selama kehamilan mungkin memiliki efek jangka panjang pada anak.
Tim peneliti yang dipimpin oleh University of Edinburgh mengumpulkan sampel rambut dari 78 wanita hamil untuk mempelajari kadar kortisol mereka dalam tiga bulan sebelumnya.
Kortisol dikaitkan dengan respons tubuh terhadap stres, di mana semakin tinggi levelnya, semakin tinggi stres yang dialami seseorang.
Ini sebenarnya pertama kalinya para peneliti menggunakan hormon kortisol tingkat ibu untuk mempelajari kaitannya dengan perkembangan otak bayi. Ini juga berperan dalam pertumbuhan janin.
Penelitian tersebut juga melibatkan penggunaan pemindaian otak bayi Pencitraan Resonansi Magnetik atau MRI saat mereka tidur.
Penemuan ini menunjukkan bahwa tingkat kortisol yang lebih tinggi pada rambut ibu dapat dikaitkan dengan “perubahan struktural” pada amigdala bayi, area otak yang terlibat dalam perkembangan emosional dan sosial anak.
Para peneliti mengatakan ini mungkin menjadi alasan mengapa anak-anak yang ibunya mengalami tingkat stres yang tinggi selama kehamilan lebih cenderung memiliki masalah emosional saat mereka tumbuh dewasa.
Mereka menjelaskan bahwa penelitian tersebut tidak memasukkan analisis emosi anak.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar ibu yang mengalami stres berat atau menderita masalah kesehatan mental selama dan setelah kehamilan sebaiknya mencari bantuan dari orang yang mereka cintai atau dukungan profesional.
Studi tersebut juga menyoroti pentingnya mendukung kesehatan mental dan fisik ibu hamil untuk kesejahteraan dirinya dan bayinya.
Tujuan lain dari temuan mereka adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang stres luar biasa yang dialami ibu hamil dan membantu mengidentifikasi ibu dan bayi yang mungkin membutuhkan dukungan tambahan.
“Syukurlah, perawatan psikologis telah sangat berhasil dalam membantu ibu dan anak dan kami berharap temuan kami dapat memandu terapi di masa depan untuk membantu mengidentifikasi mereka yang paling membutuhkan dukungan,” kata Sarah Brown, Ketua Dunia Mereka.
(agn)
[Gambas:Video CNN]