Berita terpopuler detikFinance Rabu (23/12/2020) perihal skenario PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Jiwasraya dilikuidasi atau pailit. Saat ini, manajemen sedang melakukan berbagai upaya untuk merestrukturisasi dan memenuhi kewajiban nasabah.
Kabar paling populer lainnya adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang buka-bukaan soal alasan pemerintah menerapkan banyak regulasi terkait pergerakan masyarakat saat pandemi COVID-19, mulai dari rapid antigen test hingga PCR.
Rencana Wishnutama setelah dihantam reshuffle atau reshuffle kabinet juga menjadi salah satu berita terpopuler detikFinance.
Ingin mengetahui informasi lebih lanjut? membaca berita detikFinance paling populer berikut ini. Langsung saja klik halaman selanjutnya.
1. Skenario Kebangkrutan Jiwasraya
Anggota Tim Akselerasi Restrukturisasi Jiwasraya untuk Program Jangka Pendek, Farid A Nasution mengatakan, dirinya yakin nasabah tidak akan menerima pengembalian lebih dari 20% dalam kondisi saat ini.
“Kalau kita asumsikan likuidasi hari ini misalnya aset Rp 15,4 triliun dan utang Rp 54 triliun, ya kalau nilai bukunya mungkin 20 atau 30 persen. Tapi kalau likuidasi pasti nilainya lebih rendah. Dan saya yakin itu likuidasi saat ini pelanggan tidak akan bisa. lebih dari 20%, “katanya dalam sebuah telekonferensi.
Bahkan prosesnya akan memakan waktu lama. Dia mengatakan, penjualan Cilandak Town Square (Citos) memakan waktu hampir setahun. Dia menambahkan, saat ini pihaknya sedang berupaya melepas 13 aset dan saat ini masih dalam proses.
“Kami hanya menjual aset Citos, prosesnya hampir setahun, sekarang kami jual, rencananya 13 aset saja masih dalam proses hampir setahun, jadi tidak mudah,” ujarnya.
“Jadi kalau dilikuidasi pasti di bawah 20%,” ujarnya.