LAMPUNG, KOMPAS.com – Pelarian terbesar dalam kasus Bom Bali 2, Zulkarnaen alias Abdul Rahman, pernah dicurigai warga sekitar sebelum ditangkap Densus 88.
Zulkarnaen adalah salah satu pimpinan Jamaah Al Islamiyah (JI) yang menyusun strategi sejumlah teror di Jakarta dan menjadi dalang Bom Bali 2.
Kecurigaan warga tersebut karena Zulkarnaen menolak dibantu perawatan oleh satuan tugas Covid-19 setempat.
Supriyanto, tetangga sebelah rumah menuturkan, beberapa hari sebelum Zulkarnaen ditangkap Tim Densus 88 pada 10 Desember 2020 kemarin.
“Yang bersangkutan sakit batuk-batuk. Nah, warga di sini berusaha membantunya ke puskesmas,” kata Supriyanto saat ditemui di lokasi, Minggu (20/12/2020).
Baca juga: Detik Lion Air Tergelincir di Bandara Lampung, Keluar dari Antrean Saat Berbelok
Wajahnya jarang terlihat
Namun, Zulkarnaen menolak dibawa ke puskesmas. Bahkan hingga satgas Covid-19 Desa turun tangan, Zulkarnaen tetap menolak dibawa berobat.
Di sana warga mulai curiga, apalagi saat pindah ke sini, dia (Zulkarnaen) selalu memakai topeng, jarang sekali melihat wajahnya, ”kata Supriyanto.
Jadi, saat Tim Densus mendatangi rumah tersangka di Desa Taman Fajar, Probolinggo, Lampung Timur sekitar pukul 00.00 WIB, warga tak terlalu kaget.
“Ada (warga) yang kaget, ada juga (kaget). Sebab ya, banyak orang yang curiga,” kata Supriyanto.
Menurut Supriyanto, selama tinggal di lingkungan itu, Zulkarnaen hanya dikenal di rumah.
“Beternak ayam buras di belakang rumah, tidak pernah kemana-mana,” kata Supriyanto.
Baca juga: Kisah Tetangga Teroris Lampung, Tersangka Hidup 1,5 Tahun Selalu Pakai Topeng dan Jarang Bersosialisasi
Terlibat dalam sejumlah pemboman
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad (Pandra) mengatakan tersangka adalah salah satu tokoh di Jamaah Islamiyah.
Menurut Pandra, Zulkarnaen adalah dalang sejumlah aksi teror yang terjadi di beberapa daerah.
“Antara lain pengeboman Kedutaan Besar Filipina dan Gereja Katedral Jakarta dan Medan pada 2002,” kata Pandra.
Kemudian, pemboman Gereja Senen Atrium dan Gereja HKBP Jakarta Timur pada tahun 2000.
Kemudian bom hotel JW Marriott tahun 2003, Kedutaan Besar Australia tahun 2004 serta konflik di Ambon dan kerusuhan di Poso.