Seks baik untuk kesehatan, berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Memuat …

JAKARTA – Terkait seks memberikan banyak manfaat kesehatan. Selain membuat pasangan menikah lebih intim, penelitian menunjukkan bahwa bercinta baik untuk latihan kardiovaskular pada pria dan wanita yang lebih muda.

Meski seks belum cukup untuk olahraga, aktivitas ini bisa dianggap olahraga ringan. (Baca juga: Lagi-lagi Pemarah? Awas, Ini Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi)

Orang dengan kehidupan seks aktif cenderung lebih sering berolahraga dan memiliki kebiasaan makan yang lebih baik daripada mereka yang kurang aktif secara seksual.

Kebugaran fisik juga dapat meningkatkan kinerja seksual secara keseluruhan. Selain itu berhubungan seks terbukti membuat daya tahan tubuh lebih kuat.

(Baca Juga: Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Varian Baru COVID-19 di Inggris)

Dilansir Daily Star, Selasa (22/12) temuan lain menunjukkan bahwa berhubungan seks bisa membuat Anda tidur lebih nyenyak dan meredakan sakit kepala.

Di sisi lain, berhubungan seks bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan kebahagiaan. Jadi, idealnya, berapa lama seks?

Sexpert Jess Wilde menjelaskan, tidak ada aturan ketat tentang berapa lama seharusnya seks. Namun, bercinta bisa dilakukan asalkan menyenangkan bagi kedua belah pihak.

“Seks benar-benar berarti segalanya mulai dari saat Anda berciuman hingga saat Anda memutuskan untuk menyelesaikannya, seringkali pada titik klimaks tetapi kebanyakan orang menggunakan kata seks untuk menggambarkan titik di mana penetrasi terjadi,” jelas Wilde. (Baca Juga: Adipati Dolken Sebut Mahar Emas 32 Gram untuk Canti Tachril Tak Ada Makna Khusus)

Dengan definisi tersebut, ejakulasi biasanya terjadi setelah sekitar lima setengah menit penetrasi. Wilde mengatakan beberapa orang dengan penis mengalami ejakulasi lebih awal dari durasi tersebut, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama.

“Durasi antara penetrasi pertama dan ejakulasi dapat bergantung pada sejumlah faktor, mulai dari kesehatan penis secara keseluruhan, sensitivitas genital, pengalaman dan perilaku seksual yang dipelajari, hingga jenis rangsangan yang mereka alami selama penetrasi, dan apakah itu dikombinasikan dengan mental atau fisik lainnya. stimulasi. “kata Wilde.

(tdy)

Source