Satgas membentuk tim khusus untuk memantau kesehatan dokter yang terjangkit COVID-19 – Nasional

Satgas COVID-19 nasional telah membentuk tim khusus untuk memantau perawatan bagi dokter yang terinfeksi COVID-19, kata juru bicara Wiku Adisasmito.

“Tim yang terdiri dari para ahli, dokter, dan relawan medis ini dibentuk untuk memantau kualitas perawatan kesehatan bagi dokter yang terinfeksi COVID-19,” kata Wiku dalam keterangannya, Rabu.

Statistik kematian dokter yang dirilis oleh tim mitigasi risiko Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 15 Desember mengungkapkan bahwa sekitar 202 dokter di seluruh negeri telah meninggal akibat COVID-19.

Kepala tim mitigasi risiko IDI Adib Khumaidi mengatakan lonjakan kasus harian COVID-19 adalah salah satu faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kematian dokter di seluruh negeri – apakah mereka tertular dari pasien COVID-19 di rumah sakit atau individu tanpa gejala yang menjalani isolasi diri.

Adib mengatakan, dirinya juga yakin Pilkada serentak yang berlangsung pada 9 Desember berpotensi menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada para kepala daerah terpilih untuk serius menangani COVID-19 dan memprioritaskan upaya penanggulangan pandemi, antara lain dengan memperbaiki fasilitas kesehatan di wilayahnya.

“Kami menghimbau kepada masyarakat dan kepala daerah, termasuk para pendukungnya untuk tidak melakukan kegiatan apapun yang berpotensi menimbulkan keramaian,” saran Adib.

“Orang-orang [who participated in the election] Juga harus memeriksakan kondisi kesehatannya jika menunjukkan gejala COVID-19, dan memeriksakan diri meski tidak ada gejala, ”tambahnya.

Baca juga: ‘Saya di ambang kematian’: Dokter berbagi pengalaman selamat dari COVID-19

Timnya juga mendorong pemerintah untuk memberikan perlindungan lebih bagi petugas kesehatan, terutama yang bekerja di garis depan. Lebih lanjut, Adib juga meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan karena masih menunggu pemerintah menggelar vaksinasi.

“Tingginya angka kasus COVID-19 serta kematian dokter harus menjadi peringatan bagi kita untuk tetap waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” imbuhnya.

IDI menyerukan kerjasama yang komprehensif antara pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan guna menjamin keselamatan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan saat menjalankan tugasnya.

“Bukan hanya masyarakat, tapi kami juga ingin pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah terselesaikan jika tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai pengawal lanjutan, ”ujar Wakil Ketua Tim Mitigasi IDI Ari Kusuma Januarto.

Mengingat banyaknya laporan mengenai kematian terkait COVID-19 di kalangan dokter, Kementerian Kesehatan sebelumnya membentuk tim khusus untuk menyelidiki masalah tersebut pada 28 September.

IDI telah bekerja sama dengan satgas serta Kementerian Kesehatan untuk menyediakan alat pelindung diri (APD), serta tes swab gratis untuk petugas kesehatan. (dpk)

Catatan Editor: Artikel ini adalah bagian dari kampanye publik oleh satuan tugas COVID-19 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pandemi.

Source