JAKARTA – Nasib super tragis dialami oleh Yoon Seong-yeo, seorang pria di Korea Selatan. Dia menghabiskan hampir 30 tahun di penjara karena dituduh melakukan pembunuhan dan pemerkosaan, meskipun dia tidak pernah melakukan kejahatan tersebut.
Dikutip dari Kompas.com yang dilansir CNN, Kamis (17/12/2020), Yoon Seong-yeo ditangkap dan ditahan polisi terkait kasus pembunuhan berantai yang dikenal dengan nama “ Pembunuhan Hwaseong ”.
Dalam kasus itu, 10 orang tewas di daerah Hwaseong, dekat Seoul, antara 1986-1991.
Meski dekat dengan ibu kota, saat itu kawasan Hwaseong masih pedesaan dan tertinggal seperti saat ini.
Salah satu dari sepuluh korban adalah remaja berusia 13 tahun. Dia dibunuh dan diperkosa di kamarnya pada tahun 1988.
Yoon adalah satu-satunya orang yang berhasil diamankan polisi, dari 10 kasus pembunuhan.
Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan dia sudah menjalani hukuman hampir 30 tahun.
Namun setelah tiga dekade hidup sebagai terpidana, penyelidikan membuktikan bahwa bukan Yoon yang berada di balik kematian gadis remaja itu.
Di pengadilan juga terungkap bahwa Yoon telah disiksa oleh polisi dan mereka gagal dalam penyelidikan.
Dia dinyatakan tidak bersalah dalam pengadilan ulang di Suwon City.
Selama 30 tahun dia menjalani hukuman di luar hukum, tuduhan kejahatan yang belum berhasil dibuktikan. Ia juga bebas di usia 50 tahun.
Hakim Park Jeong-je menyampaikan bahwa selama penanganan masa penahanan Yoon, polisi telah menggunakan unsur penyiksaan, termasuk melarangnya tidur dan menahannya secara ilegal.
Hal itu dilakukan agar Yoon ingin membuat pengakuan palsu.
“Sebagai anggota peradilan, saya mohon maaf kepada terdakwa yang menderita sakit fisik dan mental yang parah, atas kegagalan pengadilan tidak berfungsi sebagaimana mestinya sebagai benteng terakhir hak asasi manusia,” ujarnya.
Ditangkap saat berusia 22 tahun
Profesor psikologi forensik dari Kyonggi University, Lee Soo-jung, mengatakan bahwa pada 1980-an, para tersangka kriminal Korea Selatan sering dibiarkan terjaga dalam waktu lama agar polisi mendapatkan pengakuan.
Kurang tidur dianggap salah satu bentuk penyiksaan.
Pengacara Yoon mengatakan bahwa ketika dia pertama kali ditangkap, kliennya berusia 22 tahun, dia adalah seorang tukang reparasi dan tidak memiliki pendidikan.
Saat itu, Yoon juga terkena polio yang menyebabkan kakinya lemas.
Sementara itu, Yoon mengaku pernah diborgol di kamar selama tiga hari, tidak diizinkan tidur, dan nyaris tidak diberi makan saat diinterogasi.
Polisi Minta Maaf
Pada Juli 2020, Kepala Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi, Nambu, Bae Yong-ju mengakui bahwa selama penyelidikan awal pada tahun 1989, polisi menyerang Yoon dan memaksanya untuk membuat pengakuan palsu.
Dia pun sujud dan meminta maaf kepada semua orang yang telah dirugikan oleh kesalahan ini, termasuk Yoon dan seluruh keluarga korban.
“Kami sangat berharap hasil persidangan ulang kasus ini sedikit menghibur dan membantu mengembalikan kehormatan terdakwa,” kata Bae.
Setelah 30 tahun kejadian berlalu, Yoon pun bisa menjalani hidupnya dengan lebih tenang.
“ Saya lega karena keputusan akhir menyebut saya tidak bersalah. Saya bisa kehilangan beban berat yang telah saya pikul selama 30 tahun dan istirahat, ” kata Yoon usai mendengar hasil persidangan.
Untuk ketidakadilan yang dia terima selama beberapa dekade, salah satu pengacara Yoon mengatakan dia dapat meminta kompensasi atas kerusakan fisik, mental, dan sosial yang dia terima.
Tapi Yoon mengatakan tidak ada jumlah uang yang setara untuk menggantikan apa yang telah dia alami dan terima keluarga besarnya.
Tersangka Sejati
Dari hasil penyelidikan, tersangka pembunuhan seorang gadis berusia 13 tahun dan 9 orang lainnya di Hwaseong adalah Lee Chun-jae. Fakta ini terungkap pada September 2020.
Pengakuan tersebut disampaikan oleh Lee pada bulan November, setelah diwawancarai sebanyak 52 kali selama periode 7 bulan oleh polisi.
Ia mengaku dialah yang membunuh 10 orang di Hwaseong, bahkan ada 4 pembunuhan lainnya.
Pada satu sesi persidangan ulang Yoon pada bulan November, Lee bersaksi bahwa dia mengaku kepada Yoon.
Dia mengaku tidak tahu mengapa dia tidak menjadi tersangka dalam pemeriksaan awal.
Padahal saat itu dirinya sempat diperiksa polisi, karena sempat mengawasi salah satu korban.
“ Saya tidak berpikir kejahatan akan terkubur selamanya. Saya datang, bersaksi, dan menggambarkan kejahatan dengan harapan (para korban dan keluarga) menemukan penghiburan ketika kebenaran terungkap. Saya akan menjalani hidup saya dengan bertobat, ” kata Lee.
Pelaku Dipenjara Sejak 1994
Lee sendiri sebenarnya telah ditahan sejak tahun 1994, karena pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukannya terhadap saudara iparnya.
“Kami sujud dan meminta maaf kepada semua korban kejahatan Lee Chun-jae, keluarga korban, dan korban investigasi polisi, termasuk Yoon,” kata Bae Yong-ju.
Namun, polisi tidak bisa berbuat apa-apa saat ini terhadap Lee, karena kasusnya telah berlalu begitu lama, telah melewati masa investigasi berdasarkan undang-undang yang berlaku di Korea Selatan.
Polisi juga berencana menerbitkan kertas putih tentang Pembunuhan Hwaseong.
Semua Kpop melaporkan bahwa setelah dirilis, Yoon muncul di acara media sebagai bintang tamu spesial.
Diselamatkan oleh Penjara
Di sana, dia bertemu seseorang yang telah menyelamatkan hidupnya dan menjadi satu-satunya orang yang percaya padanya, ketika tidak ada anggota keluarganya yang melakukannya.
Sosok tersebut adalah seorang penjaga atau petugas sipir penjara bernama Park Jong Deok.
Yoon mengakui bahwa selama masa mudanya di penjara, dia dicap sebagai pembunuh dan pemerkosa oleh narapidana lainnya.
Ia merasa menjadi kambing hitam polisi atas kasus pembunuhan tersebut. Bahkan ia juga sering merasa ingin sekarat.
Tapi Park Jong Deok datang dan membantunya melewati masa sulit ini.
Park menyarankan Yoon untuk melakukan sesuatu dan tetap hidup sampai akhir.
Menjelang masa kebebasannya, Park memberikan nasehat kepada Yoon bagaimana saat Yoon harus kembali ke masyarakat.
Kesulitan Menyesuaikan
Tidak mudah menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat yang telah berubah secara signifikan.
Yoon berkata dia tidak bisa keluar rumah setelah dua bulan dibebaskan, karena kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat baru.
Saat itu, Park kembali membantu Yoon dengan memberinya pekerjaan.
Dalam peristiwa yang terjadi, ketika keduanya bertemu mata, Yoon tidak bisa menahan air matanya saat mengingat apa yang telah terjadi.
Ketika dia mengetahui bahwa Lee Chun Jae adalah tersangka dalam pembunuhan tersebut, Yoon berkata dia hanya ingin mendengar permintaan maaf Lee yang tulus, dan pengakuan yang jujur mengapa dia melakukan kejahatan tersebut.
Hebohnya kasus pembunuhan Hwaseong menginspirasi sutradara peraih Oscar Bong Joon-ho untuk mengangkatnya dalam film berjudul Memories of Murders.
Selain itu, sejumlah drama Korea yang bertema kriminal juga menjadikan acara tersebut sebagai ide cerita.***