Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia terus mengalami tren peningkatan impor tekstil dan produk tekstil (TPT) yang signifikan. Mulai 2015, Indonesia mengimpor TPT hingga US $ 7,98 miliar dari berbagai negara. Angka itu perlahan meningkat pada 2016 menjadi US $ 8,16 miliar dan 2017 menjadi US $ 8,80 miliar.
Kemudian lonjakan terjadi pada 2018 menjadi US $ 10,02 miliar. Kemudian turun tipis menjadi US $ 9,38 miliar pada 2019, dan menjadi US $ 7,20 miliar pada 2020, namun ekspor juga mengalami perlambatan.
Pada 2019, ekspor TPT Indonesia turun dari US $ 13,22 miliar menjadi US $ 12,83 miliar, dan turun lebih jauh pada tahun 2020 menjadi US $ 10,55 miliar. Perlambatan pertumbuhan ini akan berlanjut hingga kuartal pertama 2021.
Jika dilihat lebih detail yaitu dari pertumbuhan nilai bulanan, impor tekstil dan produk tekstil terus meningkat dibandingkan ekspor.
“Dari segi nilai ekspor dan impor kita, jika dibandingkan nilai ekspor relatif menurun, namun nilai impor justru meningkat signifikan, jika kita lihat data per bulan (2020) terus meningkat,” kata Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati dalam diskusi virtual, Rabu (22/4/2021).
Enny menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab peningkatan impor tekstil di Indonesia. PertamaIndonesia yang merupakan negara terpadat keempat di dunia dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa menjadi incaran pasar tekstil dari berbagai negara, khususnya produsen tekstil dunia.
Salah satunya China yang pada 2019 menguasai 31,85% dari total ekspor tekstil dunia senilai US $ 260 miliar. Maka tidak heran, China juga menjadi negara yang paling banyak mengimpor tekstil dan produk tekstil ke Indonesia disusul Thailand.
“Tren peningkatan impor yang meningkat sangat signifikan justru terjadi pada produk tekstil atau pakaian jadi,” ujarnya.
Pakaian jadi yang dimaksud adalah atasan kasual dan formal, bawahan, overall, outwear, aksesori kepala, baju bayi, bahkan produk muslimah banyak yang di import seperti gamis, baju koko hingga hijab.
Pemicu lain untuk impor tekstil ada di halaman berikutnya.
Saksikan juga videonya: Pengusaha tekstil dan sarung di Majalaya berteriak-teriak karena COVID
[Gambas:Video 20detik]