Populer: Najib Razak Menyebut Malaysia Kalah dari RI; Ladang ganja ditanami kelapa sawit

Mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak menyatakan akan mengajukan banding ke Pengadilan Banding pada konferensi pers usai persidangan di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, Selasa (28/7). Foto: Agus Setiawan / ANTARA FOTO
Pernyataan yang mengejutkan datang dari mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, terkait investasi di negaranya. Dia mempertanyakan investasi asing di Malaysia yang dinilai kalah dari Indonesia.
Berita tersebut menarik perhatian publik dan menjadi salah satu yang terpopuler di coilBusiness. Kabar tersebut dilengkapi dengan investor Indonesia yang diajak berpindah bidang ganja di Kolombia menjadi perkebunan kelapa sawit.

Berikut ini semua berita populer coilBusiness sepanjang hari Kamis (17/12):

Google to Tesla Invest in Indonesia, Najib Razak: Where Malaysia Goes

Gencarnya mengejar investasi asing membuat mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak merasa kesal, karena merasa negaranya kalah bersaing.

Najib Razak, yang dijatuhi hukuman 12 tahun penjara di 1MDB (Pembangunan Malaysia Berhad), mengungkapkan sindiran kepada Pemerintah Malaysia, di akun Facebook-nya.

“Tesla akan masuk ke Indonesia. Amazon akan masuk ke Indonesia. Google akan masuk ke Indonesia. Apa yang terjadi?,” Tulis Najib seperti dikutip Kumparan, Kamis (17/12).

Dalam unggahannya, Najib yang bebas jaminan itu juga menyertakan tangkapan layar pemberitaan media tentang langkah investasi perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia itu.

Seperti berita tentang investasi Google dan Temasek di Tokopedia, utusan Tesla ke Indonesia untuk menjajaki investasi Nickel, hingga tawaran Jokowi kepada Elon Musk untuk meluncurkan roket SpaceX dari Indonesia.

Ia juga mengatakan Malaysia bukan lagi negara tujuan investasi dunia. Padahal, mantan pemimpin Barisan Nasional (BN), koalisi partai yang pernah menguasai Malaysia, mengklaim negaranya pernah punya potensi pertumbuhan tinggi di Asia.

Padahal, menurut Najib Razak, Malaysia memiliki banyak lembaga investasi yang harus mampu mengakomodir kebutuhan investor global. Sebagai MITI, MIDA, InvestKL, MDEC. Saat memimpin Malaysia, dia mengaku sangat rajin memimpin misi perdagangan dan investasi, bertemu dengan para pemimpin global dan pengusaha.

Namun kini, menurut dia, belum ada suara investasi baru di Malaysia. Sejak 2018, lanjutnya, pihaknya belum mendengar adanya upaya untuk mendatangkan investasi.

Perkebunan kelapa sawit di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Foto: Fitra Andrianto / kumparan

Investor Indonesia Diundang Ke Perkebunan Magic Marijuana di Kolombia Untuk Perkebunan Kelapa Sawit

Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia yang menguasai 55 persen pasokan dunia dinilai sudah tepat untuk mengembangkan industrinya minyak kelapa sawit di wilayah Amerika Latin.

“Mereka bahkan sudah beberapa kali mengundang investor Indonesia untuk mengembangkan sawit di Kolombia. Mereka telah mengalihkan sebagian lahan yang ditanami ganja di Kolombia untuk mendorong perkebunan sawit,” ujarnya dalam Webinar Pasca-COVID-19 di Masa Depan. Minyak Sawit Indonesia di Pasar Uni Eropa, Kamis (17/12).

Musdalifah menambahkan, saat ini industri kelapa sawit di Kolombia mulai berkembang meski hanya sekitar 2 persen dari pasokan dunia. Selain Kolombia, beberapa negara lain yang sedang mengembangkan kelapa sawit antara lain Honduras.

Sedangkan di Asia Tenggara, Thailand sedang berupaya mengembangkan industri kelapa sawit dengan memproduksi sekitar 5 persen dari total pasokan dunia.

Musdalifah mengatakan kelapa sawit merupakan penyumbang devisa negara terbesar. Pada 2019, industri kelapa sawit mampu memberikan kontribusi ekspor sekitar USD 20,5 miliar.

Tonton video menariknya di bawah ini.

Source