TEMPO.CO, Jakarta – Spesialis gizi klinis dari Persatuan Ahli Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Felicia Deasy Irwanto, mengingatkan para penderita diabetes untuk menjaga pola makan selama Ramadan.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah makan saat berbuka puasa. Menurut Felicia, sebaiknya ganti makanan yang memiliki kadar lemak tinggi agar kadar gula darah tidak melonjak.
“Penderita diabetes dan masyarakat diimbau untuk tidak mengonsumsi makanan dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi saat berpuasa, selama berpuasa harus tetap menjaga pola makan dan aktivitasnya meski terjadi pandemi,” ujarnya dalam siaran pers yang ditulis, Kamis.
Makanan seperti kurma, roti gandum, oatmeal, dan makanan lain yang mengandung serat tinggi sangat direkomendasikan sebagai menu berbuka puasa.
Selain pola makan yang perlu diatur, mengonsumsi cukup air mineral sangat dianjurkan untuk menjaga energi selama berpuasa. Felicia mengatakan, penderita diabetes saat berpuasa tidak perlu khawatir, karena dengan berpuasa perlahan, pola makan, gaya hidup, dan hal lain yang berhubungan dengan diabetes menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah diabetes.
Mereka juga harus mampu menyeimbangkan pola makan dan olahraga mereka. Jangan sampai aktivitas olahraga hanya menggali lubang yang menutupi lubang akibat makan berlebihan.
Puasa sendiri bagi penderita diabetes, menurut Felicia memiliki sejumlah manfaat, antara lain: meningkatkan daya tahan tubuh, menahan makan yang berujung pada perbaikan pola makan yang buruk dan mengatur kadar gula darah.
Namun dia mengingatkan, tidak semua penderita diabetes bisa berpuasa, yakni mereka yang memiliki gejala hipoglikemia.
“Bagi penderita diabetes kronis, seperti memiliki gejala hipoglikemia yang dapat mengancam nyawa, disarankan untuk tidak berpuasa dan membawa bekal makanan manis seperti permen saat gejala mulai muncul,” ujarnya.