
Telset.id, Jakarta – Sebuah tim ilmuwan yang berburu alien sedang menyelidiki sinyal radio dari bintang tetangga terdekat Bumi. Mereka membandingkannya dengan “Wow!” Sinyal nan misterius ditemukan pada 1977 silam.
Para astronom dari Proyek Mendengarkan Terobosan, sebuah misi senilai $ 100 juta untuk menemukan kehidupan di luar angkasa melalui teleskop radio, memeriksa pancaran gelombang yang datang dari bintang Proxima Centauri.
Bintang Proxima Centauri berjarak 4,2 tahun cahaya dari Bumi. Para pemburu alien yang mendeteksi pancaran sinar tersebut di Australia pada April 2020 mengatakan perlu diselidiki karena frekuensinya konsisten.
“Kami pikir sinyal radio dari bintang tetangga terdekat Bumi adalah kandidat serius pertama sejak ‘Wow!’ Sinyal pada tahun 1977, “kata mereka Telset dari New York Post, Senin (21/12/2020).
{Baca juga: Ngeri! 10 fakta pencarian alien yang jarang terungkap ke publik}
Pada tahun 1977, astronom Jerry Ehman menemukan gelombang radio yang disebut “Wow!” saat menggunakan teleskop “Telinga Besar” Negara Bagian Ohio di Delaware. Sinyalnya 30 kali lebih kuat dari radiasi latar.
Dia percaya bahwa sinyalnya tidak mungkin datang dari Bumi. Para astronom sejak itu berteori bahwa gelombang sinyal adalah “Wow!” berasal dari komet yang lewat, tapi bukan makhluk asing.
Ilmuwan Breakthrough Listen Project sedang bersiap untuk menyelidiki sinyal terbaru. Sinyal tersebut diberi nama BLC1. Akankah kepercayaan para pemburu alien ini membuahkan hasil dan dapat membuktikan bahwa sinyalnya berasal dari alien?
Sebelumnya, para peneliti dari NASA akan mencoba “berburu alien” dengan menggunakan robot uap untuk menjelajahi Ice Moon yang diprediksi akan menjadi markas alien.
Laboratorium Propulsi Jet NASA mengatakan para peneliti mengembangkan robot berukuran bola yang dikenal sebagai SPARROW. Ia akan melintasi bidang es di Bulan Jupiter, Saturnus, Europa, Enceladus.
{Baca juga: NASA Menggunakan Robot Uap untuk Menjelajahi Bulan Es di Markas Alien}
“Medan di Europa kemungkinan sangat kompleks. Bisa jadi berpori, mungkin penuh celah, atau mungkin ada bilah yang tinggi,” kata Gareth Meirion-Griffith, pakar robotika JPL dan peneliti utama konsep tersebut.
SPARROW memiliki agnostisisme medan total serta kebebasan penuh untuk bepergian melintasi medan yang tidak ramah. Faktanya, robot itu bisa berkembang di lingkungan gravitasi rendah Enceladus dan Europa dan melompat bermil-mil di atas lanskap. (SN / MF)