Anak pelaku mengatakan bahwa ayahnya mengalami gangguan jiwa selama lebih dari 10 tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Putra pelaku pelemparan bom molotov di Masjid Al-Istiqomah, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (26/12) malam, mengatakan, ayahnya menderita gangguan jiwa. Namun saat ditangkap, pelaku berinisial D (56 tahun) ini menurut pengurus masjid terlihat cukup waras.
Bendahara DKM Masjid Al Istiqomah, Saefullah, mengaku bertemu dengan putra pelaku di Mapolres Cengkareng dan Mabes Polres Jakarta Barat. “Anaknya bilang dia mengalami gangguan jiwa kurang lebih 10 tahun. Dia bilang telanjang di Bundaran Kemal. Anaknya bilang dia juga dirawat di rumah sakit jiwa, tapi suratnya tidak bisa diperlihatkan,” kata Saefullah pada Jalan Kamal Raya, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (27/12).
Saefullah mengatakan, saat ditangkap usai melempar bom molotov, pelaku terlihat waras. Namun, pelakunya mulai cuek saat ditanya pengurus masjid di sekretariat.
Baca juga: Masjid Lempar Bom Molotov, Ini Himbauan MUI
Namun, kata Saefullah, saat pelaku diinterogasi, dia mengaku, pelemparan bom molotov itu adalah ulahnya. “Dia mengaku ‘ya itu inisiatif saya sendiri’,” kata Saefullah.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris DKM masjid, Zainal Abidin. Saat pengurus masjid dan jemaah ingin menangkapnya, pelaku merasa emosional. Namun saat ditanya di ruang sekretariat, pelaku mulai merasa gugup.
“Begitu Suka psikis (perubahan) bagaimana. Sudah Mulailah mengagumkan semua berbicara dia, “kata Zainal.
(function(d, s, id) { var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; if (d.getElementById(id)) return; js = d.createElement(s); js.id = id; js.src = "https://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1&appId=417808724973321&version=v2.8"; fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); }(document, 'script', 'facebook-jssdk')); Source