Pandemi Covid-19 Parah Tapi Bukan yang Terbesar

Jakarta, CNN Indonesia –

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai pandemi covid-19 cukup parah tapi bukan yang terburuk. Hal ini dikarenakan angka kematian relatif kecil dibandingkan penyakit berkembang lainnya.

“(Virus korona) telah menyebar di dunia dengan sangat cepat dan mempengaruhi setiap aspek dunia, tetapi belum tentu yang terbesar,” kata Direktur Darurat WHO Michael Ryan dalam sebuah jumpa pers. AFP, Selasa (29/12).

Setahun sejak pecah di China, virus korona telah menewaskan hampir 1,8 juta orang di seluruh dunia dan menginfeksi 80 juta.

Namun, menurut Ryan, pandemi yang lebih parah dari Covid-19 masih mungkin terjadi di masa depan.

“Kami harus bersiap untuk sesuatu yang mungkin lebih buruk di masa depan,” katanya.

Penasihat Senior WHO Bruce Aylward menambahkan, meski dunia telah membuat kemajuan ilmiah yang luar biasa dalam menghadapi krisis virus corona, termasuk mengembangkan vaksin dalam waktu cepat, dunia masih jauh dari siap menghadapi pandemi di masa depan.

“Kami berada di gelombang dua dan tiga virus (korona) ini dan kami masih belum siap menghadapi dan mengelolanya,” ujarnya.

Sebelumnya, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pandemi Covid-19 bukanlah yang terakhir dalam kehidupan manusia dan upaya peningkatan kesehatan manusia akan sia-sia tanpa diimbangi dengan penyelesaian perubahan iklim dan kesejahteraan hewan.

Hal tersebut disampaikan melalui pesan video dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional pada Minggu (27/12).

Dalam video tersebut, Ghebreyesus mengecam upaya para pemimpin negara dalam menangani pandemi Covid-19 yang tidak efektif sekaligus boros, tanpa mempersiapkan pandemi lain yang mungkin terjadi selanjutnya.

“Setiap orang mengeluarkan uang selama pandemi, dan ketika pandemi selesai, semua orang lupa dan tidak mengambil tindakan apa pun untuk mencegah hal serupa terjadi. Ini adalah tindakan jangka pendek yang berbahaya dan sangat sulit untuk dipahami,” kata Ghebreyesus.

(afp / sfr)

[Gambas:Video CNN]


Source