Saat ini pembahasan tentang vaksin COVID-19 menjadi harapan baru bagi seluruh masyarakat di dunia. Namun ketika masih ada harapan, kabar terbaru menyebutkan ada varian mutasi baru SARS-CoV-2 yang menyebar di London, Inggris. Bahkan pemerintah daerah melarang warganya bepergian pada saat libur Natal dan Tahun Baru.
Larangan itu tidak hanya dilakukan oleh pemerintah Inggris, negara yang berada di perbatasan Inggris juga menutup perbatasan alias melakukan kuncitara untuk meninggalkan atau memasuki Inggris. Berikut penjelasan lengkap tentang jenis mutasi baru SARS-CoV-2!
1. Varian baru ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi
Satu hal yang kami ketahui tentang SARS-CoV-2 adalah bahwa ini adalah jenis RNA, yang artinya selalu bermutasi. Namun, varian baru yang ditemukan di London memiliki tingkat mutasi yang jauh lebih tinggi daripada yang lain. Regangan baru-baru ini juga ditengarai menyebabkan peningkatan kasus di Tanah Air.
Menurut jurnal tersebutVirologi baru-baru ini diterbitkan, regangan Apa yang disebut VUI-202012/01 membawa 17 mutasi, tujuh di antaranya terjadi pada lonjakan protein pada virus. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena berpotensi mengubah anatomi dan perilaku virus lainnya.
Faktanya, penelitian lain menunjukkan bahwa mutasi ini dianggap dapat membuat sistem kekebalan pasien kurang efektif melawan infeksi SARS-CoV-2. Namun penelitian lebih lanjut harus dilakukan tentang masalah ini.
Baca Juga: Negara-negara Uni Eropa Ramai untuk Memblokir Perjalanan Dua Arah ke Inggris
2. Dengan cepat bereproduksi menggantikan SARS-CoV-2 regangan panjang
Regangan SARS-CoV-2 baru pertama kali terdeteksi pada bulan September. Dilaporkan BBC, hingga pertengahan Desember, sekitar 2/3 kasus COVID-19 di Inggris disebabkan oleh virus baru yang bermutasi.
Dilansir dari The Washington Post, mutasi virus corona baru ini pertama kali muncul di bagian tenggara Inggris pada September 2020. Virus ini disebut-sebut memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat.
Apa arti fenomena ini? Artinya, virus baru yang bermutasi dengan cepat menggantikan posisi SARS-CoV-2 lama yang merebak di Inggris. Terlebih lagi, ilmuwan lokal mengklaim kecepatan reproduksinya regangan baru-baru ini 0,4 persen lebih tinggi dari sebelumnya.
3. Virus mutasi baru ini jauh lebih cepat menyebar
Tidak hanya reproduksi yang meningkat, laju penularan atau penularan virus mutasi baru ini juga meningkat hingga 70 persen dibandingkan SARS-CoV-2 yang lama. Karena itulah regangan baru ditemukan tidak hanya di London. Data menunjukkan bahwa telah terdeteksi hampir di seluruh Inggris, Denmark, Australia, dan diduga muncul juga di Afrika Selatan.
Namun, tidak jelas dari mana asal mutasi baru ini. Menurut hipotesis ilmuwan lokal, mereka adalah varian baru yang berkembang di tubuh pasien dengan sistem kekebalan yang lemah. Tubuh juga menjadi tuan rumah mutasi SARS-CoV-2.
Baca juga: Studi: Pasien COVID-19 mengalami penuaan otak hingga 10 tahun lebih cepat
4. Lalu apa regangan Apakah mutasi ini lebih berbahaya?
Dilaporkan The Conversation, Chris Whitty, Ketua petugas medis di Inggris mengatakan tidak ada bukti tentang ini. Mereka masih belum mendapatkan data apa pun regangan baru-baru ini menyebabkan kasus COVID-19 yang lebih serius atau tidak.
Begitu juga dengan angka kematian yang dihasilkannya. Diakuinya, peneliti masih berusaha memahami perilaku virus.
5. Apakah bisa dilawan dengan vaksin yang sama?
SARS-CoV-2 memang merupakan virus yang memiliki tingkat mutasi yang tinggi. Untungnya, menurut penelitian yang telah dilakukan, VUI-202012/01 kemungkinan besar akan diberantas dengan vaksin yang sama yang sedang dikembangkan oleh berbagai pihak. Setidaknya untuk sekarang.
Dilaporkan BBCMeski protein spike sudah berubah, vaksin mampu menyerang virus dari berbagai bagian sehingga tetap bisa dilawan. Tetapi jika mereka terus bermutasi ke bentuk yang berbeda dari SARS-CoV-2 lama, vaksin mungkin tidak dapat melawan mereka.
“Jika kita membiarkannya menambahkan lebih banyak mutasi, di situlah kita mulai khawatir. Virus mungkin mencari jalan keluar dari vaksin, itu telah mengambil beberapa langkah pertama untuk sampai ke sana,” kata Prof. Ravi Gupta dari Universitas Cambridge memberi tahu BBC.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian lebih lanjut mengenai mutasi jenis baru ini masih harus dilakukan. Untuk meminimalisir penularan, selalu gunakan masker dengan benar, jaga jarak dan selalu cuci tangan pakai sabun. Jangan bepergian ke tempat keramaian. Jika Anda merasa tidak sehat, tetaplah di rumah. Karena pandemi ini masih belum berakhir.
Pemerintah melalui Satgas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3M: gunakan masker, hindari keramaian atau jaga jarak fisik, serta rajin cuci tangan dengan air sabun mengalir. Jika protokol kesehatan ini dijalankan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalani gaya hidup 3M, akan melindungi diri kita sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini tentang COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.
Baca juga: Tes Antigen Wajib Berwisata, Inilah 13 Pelayanan di Yogyakarta