KOMPAS.com – Regulator China telah mulai menyelidiki dugaan praktik anti-monopoli oleh Alibaba Group Holding Ltd.
Regulator, dalam hal ini Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR), memanggil afiliasi Alibaba Ant Group Co. KTT akan membahas peraturan keuangan dan peningkatan pengawasan terhadap raksasa bisnis Alibaba.
Beberapa waktu lalu, Ant Group berencana untuk mengadakan IPO tetapi ditunda karena diperkirakan gagal memenuhi persyaratan pencatatan dan pengungkapan, menurut Shanghai Stock Exchange, seperti dikutip dari Reuters.
Dilaporkan BloombergBank sentral juga akan meminta Ant Group untuk mengadakan pertemuan yang bertujuan untuk mendorong regulasi keuangan yang lebih ketat.
China dilaporkan membentuk satuan tugas khusus terpisah untuk mengawasi Grup Semut.
Satgas tersebut diketuai oleh Financial Stability and Development Committee (FSDC) bersama dengan beberapa departemen dan regulator bank sentral lainnya.
Secara rutin, Satgas akan memanggil Ant Group untuk melakukan pendataan dan material lainnya, mempelajari restrukturisasi dan merumuskan regulasi lain di industri. techfin.
Baca juga: Diprediksi Pecahkan Rekor IPO, Jack Ma Makin Kaya
Di akun resmi WeChat, Ant Group mengatakan akan mempelajari dan mematuhi aturan yang berlaku. Dengan semakin ketatnya regulasi financial technology (fintech), peluang Grup Ant untuk melantai di bursa dinilai semakin menipis.
Raksasa teknologi China seperti Alibaba dan pesaing Tencent Holdings Ltd saat ini mendapat tekanan dari pemerintah China atas aturan antitrust.
Kedua perusahaan tidak hanya menjadi ikon kekuatan teknologi China.
Alibaba dan Tencent sekarang memiliki ratusan juta pengguna, memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari warga Tiongkok, dan berkontribusi pada kemakmuran ekonomi Tiongkok.
Namun, baru-baru ini pemerintah China, di bawah kepemimpinan Xi Jinping, berencana untuk membuat serangkaian aturan antitrust baru untuk “menjinakkan” raksasa teknologi. Rancangan peraturan itu dirilis November lalu.
Sebelumnya bos besar Alibaba Group, Jack Ma, sempat meledek pemerintah. Orang terkaya kedua versi China Bloomberg Dikatakan bahwa sistem peraturan China menahan inovasi dan harus direformasi untuk mendorong pertumbuhan.
Baca juga: Perusahaan Jack Ma Gagal Melantai di Bursa Saham Setelah Dikritik Pemerintah China
Pernyataan itu dibuat oleh Ma dalam sebuah acara di Shanghai pada 24 Oktober yang dihadiri oleh regulator dan politisi China.
Menurut peneliti di Zhongguancun Internet Finance Institute, Dong Ximiao, investigasi ini menjadi bukti bahwa pemerintah China ingin mengontrol kerja bisnis Jack Ma yang merupakan simbol entitas baru China yang “terlalu besar untuk gagal” alias sangat penting bagi negara sehingga pemerintah harus campur tangan.
“Pemerintah China ingin melihat perusahaan yang lebih kecil, kurang dominan, dan lebih patuh,” kata Ximiao.
Namun, aturan baru tersebut tidak hanya akan berlaku untuk Alibaba dan Tencent. Tetapi perusahaan teknologi lain sekarang mulai memiliki nama, seperti Meituan dan Didi Chuxing, serta induk TikTok, ByteDance Ltd.
Baca juga: Profil Colin Huang, pendiri situs belanja yang kekayaannya melebihi Jack Ma