KOMPAS.com- Program vaksinasi Covid-19, pemerintah Indonesia menargetkan bisa dilakukan awal tahun depan sebagai upaya pengendalian pandemi virus corona.
Saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Data dari situs Satgas Covid-19 menunjukkan jumlah kasus positif Covid-19 hingga Rabu (23/12/2020) mencapai 685.639 kasus.
Dalam upaya pengendalian pandemi Covid-19, salah satu strategi yang dilakukan adalah program vaksinasi kepada sejumlah masyarakat yang pada tahap awal mengutamakan kelompok tertentu.
Ahli epidemiologi dari Global Health Security Griffith University, Dicky Budiman mengingatkan bahwa strategi program vaksinasi Covid-19 harus direncanakan dengan matang.
Baca juga: Siapa yang Menentang Negara Wajib Vaksinasi Covid-19, Apa Artinya?
“Pandemi bisa menjadi endemik, (asalkan) pelaksanaan vaksinasi bisa direncanakan dengan matang agar penyakit bisa dikendalikan,” kata Dicky saat diskusi online yang diadakan oleh Ikatan Alumni Universitas Padjajaran (Unpad) bertajuk Indonesia Siap Vaksinasi, Sabtu lalu (19/12/2020).
Meski demikian, Dicky mengakui, pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia tidaklah mudah. Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan program gagal, sehingga pandemi semakin sulit dikendalikan.
Pandemi potensial lainnya di masa depan
Dicky mengungkapkan ada beberapa literatur yang memuat hal-hal yang dapat memudahkan atau mempersulit pemberantasan dalam upaya penanggulangan dan pengendalian suatu penyakit.
Baca juga: Selamat Datang di Vaksinasi Covid-19, 440.000 petugas kesehatan dan 23.000 vaksinasi sudah disiapkan
Ada potensi virus reaktivasi, yaitu virus yang tidak terdeteksi di dalam tubuh kemudian aktif kembali.
“Selain itu terkait dengan populasi sekelompok mamalia yang bisa tertular Covid-19 dari manusia, kemudian hewan tersebut menularkan ke hewan lain, dan kembali ke manusia,” kata Dicky.
Dicky menegaskan, kondisi ini tidak bisa dianggap remeh dan sangat serius.

Karena itu, kata dia, sejak wabah Covid-19 merebak, Badan Kesehatan Dunia (WHO) berupaya mencari tahu asal muasal virus corona yang menjadi pandemi ini.
“Pada Oktober 2019, saya diundang oleh pemerintah China untuk berbicara tentang pencegahan pandemi. Saat itu saya menjelaskan tentang potensi pandemi. virus corona (virus corona), “kata Dicky.
Lebih lanjut Dicky menjelaskan, sejumlah literatur ilmiah telah mencatat potensi pandemi ini.
Sebulan kemudian, pandemi virus korona muncul, dengan jenis virus yang sama, tetapi hanya yang sekarang dikenal sebagai SARS-CoV-2, penyebab pandemi penyakit Covid-19.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Tersedia, Ini Strategi Vaksinasi Menuju Kekebalan Kawanan
“Literatur sudah mengingatkan saya. Seperti yang saya ingatkan saat ini, akan ada lagi pandemi yang jauh lebih marak dibanding Covid-19. Mungkin tidak akan lama, karena sekarang kita sudah memasuki era pandemi,” kata Dicky.
Dengan kemungkinan potensi tersebut, kata Dicky, artinya kita harus bersiap.
Dicky menyimpulkan bahwa mengendalikan pandemi tidaklah mudah dan sangat kompleks.
“Karena itu, mencegah pandemi jauh lebih baik. Sambil menunggu program vaksinasi berjalan, kita harus terus melakukan upaya penanggulangan pandemi,” kata Dicky.
Baca juga: Presiden Umumkan Vaksin Covid-19 Gratis, BPOM Siap Selesaikan Skema Vaksinasi
Pengendalian pandemi dapat dilakukan antara lain dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak, serta penerapan 3T yang meliputi pengujian, menelusuri dan pengobatan.
Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka pembatasan juga diabaikan, hal tersebut akan semakin menjauhkan keberhasilan program vaksinasi Covid-19.
“Misalnya pada 2018 lalu, Ebola gagal dikendalikan dengan program vaksinasi karena negara dan penduduknya lalai. Jadi, tidak ada negara yang terbebas dari pandemi Covid-19, sampai semua negara benar-benar mengendalikan pandemi tersebut,” jelasnya. Lemah.