Mempersiapkan Mutasi dan Varian Virus Corona – Akses Gratis

AFP / NIKLAS HALLE’N

Tanda peringatan penutupan perjalanan dipasang di Terminal 3 Bandara Heathrow, London, Inggris, Senin (21/12/2020). Beberapa negara untuk sementara waktu melarang penerbangan dari Inggris di tengah kekhawatiran akan jenis virus korona baru yang lebih menular.

Virus SARS-CoV-2 terus bermutasi seiring dengan tren peningkatan kasus infeksi Covid-19 di banyak negara. Mutasi memudahkan virus untuk menginfeksi. Baru-baru ini, Pemerintah Inggris melaporkan kepada WHO tentang kemunculan varian baru virus tersebut pada 14 Desember 2020.

Mutasi virus adalah perubahan sifat atau struktur genetik virus. Proses ini terjadi ketika virus berkembang biak di dalam sel inang. Perubahan yang terjadi pada virus berkontribusi pada peningkatan infeksi dan kelangsungan hidup virus.

Analisis mutasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan satu set lengkap data genom virus. Dalam studi biologi, genom adalah informasi genetik total yang dimiliki oleh suatu sel atau organisme. Artinya, pemahaman yang lebih lengkap tentang cara hidup diperoleh melalui data genom dari virus corona.

Data genom SARS-CoV-2 dari berbagai negara dikumpulkan dalam Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). Pada 23 Desember 2020, 3.611 urutan genom telah dicatat. Seluruh genom dikelompokkan menjadi delapan famili, yaitu L, S, V, G, GH, GR, GV, dan O.

Kelompok genom L berasal dari kawasan Asia dan mendominasi pada periode awal pandemi sekitar Maret 2020 hingga April 2020. Seiring perkembangan pandemi, genom GH dan GR yang berasal dari Amerika Serikat dan Eropa mendominasi seluruh dunia.

Jenis virus yang terdeteksi pertama kali pada 18 Maret 2020 ini memiliki kelompok genom L. Artinya, virus itu berasal dari Asia. Namun pada pertengahan April 2020 ditemukan gugus genom GH, kemudian dilanjutkan ke GR pada pertengahan Mei 2020.

Pengelompokan dilakukan untuk melihat asal lokasi dan tingginya potensi penularan virus. Misalnya, kategori GH merupakan kelompok mutasi yang mempunyai karakter yang sulit diobati dengan menamai mutasi tersebut D614G.

Penamaan mutasi D614G didasarkan pada pola perubahan protein asam amino pada struktur virus SARS-CoV-2. Temuan mengenai mutasi virus penting untuk memahami mekanisme infeksi dan tingkat keparahannya, dan dasar untuk mengembangkan intervensi imunologi.

Sampel paling awal jenis mutasi D614G ditemukan di China dan Jerman pada akhir Januari 2020 dengan potensi mutasi lebih lanjut dari 3 hingga 4 varian. Mutasi yang sama juga ditemukan di Italia pada akhir Februari 2020. Artinya, jenis mutasi ini telah mendominasi varian virus Covid-19 di seluruh dunia hanya dalam waktu satu bulan.

Jenis mutasi D614G berdampak serius yaitu infektivitas lebih besar, virus bertahan lebih lama di tubuh manusia, dan menyebar luas sekitar 20 persen. Artinya jumlah virus korona akan jauh lebih banyak jika seseorang tertular tipe D614G.

Berdasarkan data yang dihimpun Indonesia terhadap GISAID, ditemukan lima kelompok genom yaitu GH, GR, O, L, dan G. Dari kelima kelompok genom tersebut, varian GH mendominasi hingga 64 persen. Disusul varian genom GR (18 persen), O (9 persen), serta L dan G dengan masing-masing 4,5 persen.

Kondisi ini menjelaskan keragaman virus SARS-CoV-2 di Indonesia. Tingkat infeksi dan tingkat keparahan gejala belum ditentukan. Namun melihat dominasi jenis virus dengan genom GH dan GR, virus corona di Indonesia termasuk dalam kategori yang memiliki sifat lebih berbahaya.

AP / POOL / TOLGA AKMEN

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, menyampaikan pernyataannya pada konferensi pers di Downing Street, London, Senin (21/12/2020). Johnson menanggapi sejumlah kebijakan negara yang memberlakukan larangan masuk bagi penumpang dan barang dari Inggris untuk mencegah infeksi baru dengan virus corona yang lebih menular.

Kelompok mutasi

Dilihat dari golongan genom dan tipenya, mutasi virus menjadi salah satu tantangan dalam penanganan pandemi Covid-19 di dunia. Baru-baru ini, muncul hasil penelitian tentang adanya mutasi virus corona di Inggris yang menimbulkan banyak kasus baru. Pemerintah Inggris melaporkan kepada WHO tentang varian baru virus pada 14 Desember 2020.

Varian baru virus corona mampu menginfeksi 70 persen lebih cepat dibanding varian virus sebelumnya. Varian baru ini dikenal sebagai SARS-CoV-2 VUI 202012/01. Hingga saat ini, penelitian masih dilakukan untuk menentukan apakah varian ini dikaitkan dengan perubahan gejala, dan bagaimana antibodi merespons.

Selain potensi penularan hingga 70 persen, varian baru virus korona ini menyebabkan jumlah orang yang terinfeksi (R0) meningkat menjadi antara 1,5 hingga 1,7 di Inggris. Padahal, sebelumnya angka RO tercatat kurang dari 1. Berdasarkan catatan Pemerintah Inggris, hingga 13 Desember 2020 terdapat 1.108 kasus yang terjangkit varian baru tersebut.

Mutasi virus tersebut menjadi peringatan bagi seluruh negara di dunia bahwa ancaman pandemi Covid-19 masih cukup tinggi. Peneliti virus telah mencatat ribuan modifikasi kecil pada materi genetik virus corona yang menyebar ke seluruh dunia.

Apalagi, khasiat vaksin tersebut terhadap banyak varian virus corona masih dalam kajian. Beberapa varian mendominasi wilayah tertentu, namun diperkirakan kelangsungan hidupnya tidak akan lama karena vaksinasi dan kekebalan kelompok yang sudah terbentuk.

Tubuh manusia telah dirancang untuk merespons vaksinasi dengan jauh lebih efektif. Meski potensi mutasi virus akan jauh lebih masif setelah vaksinasi, namun kemampuan adaptasi tubuh manusia terhadap materi genetik virus juga dipastikan akan berkembang pesat.

Melaporkan dari The New York Times, Teknologi yang digunakan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna jauh lebih mudah beradaptasi dengan tubuh manusia. Vaksin tersebut mampu menghasilkan respon imun yang masif, sehingga diperkirakan perlu waktu bertahun-tahun bagi virus untuk bermutasi dan mengubah komposisi vaksin.

Hingga 22 Desember 2020, WHO mencatat 61 kandidat memasuki uji klinis ketiga. Delapan di antaranya telah dipesan dan beberapa digunakan terbatas di banyak negara, seperti Pfizer-BioNTech di Kanada, Inggris, Singapura, Jepang, dan AS. Kandidat vaksin lainnya adalah Moderna di AS, dan Sinovac di China.

Mitigasi varian virus

Pandemi Covid-19 yang sudah memasuki satu tahun sejak pertama kali diberitakan pada 31 Desember 2019 itu ditandai dengan munculnya varian baru virus corona. Per 28 Desember 2020, sembilan negara di dunia melaporkan kejadian infeksi varian baru, termasuk Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

Proses mutasi virus akan terus berlanjut karena intervensi imunologis dilakukan untuk menghentikan infeksi. Mutasi dapat terjadi sejak virus dibawa ke berbagai belahan bumi lainnya. Hingga akhir tahun 2020, penelitian tentang mutasi virus terhadap khasiat vaksin masih terus dilakukan.

Setiap negara, termasuk Indonesia, harus tetap waspada saat terjadi pandemi, meski akan ada vaksin Covid-19. Vaksinasi dapat menjadi jalan keluar, namun ledakan mutasi virus dapat terjadi dan sangat mungkin vaksin tersebut harus diubah agar sesuai dengan karakter baru virus corona. Oleh karena itu, intervensi individu melalui ketaatan pada protokol kesehatan tetap harus dilakukan.

AFP / MADS NISSEN

Pakai Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen hazmat saat mengunjungi peternakan cerpelai di Kolding, Denmark, Kamis (26/11/2020). Pemerintah Denmark telah memutuskan untuk membasmi lebih dari 15 juta cerpelai di peternakan yang diduga terinfeksi Covid-19 yang bermutasi.

Penerapan protokol kesehatan ini mutlak diperlukan untuk terus berlanjut mengingat selain munculnya varian virus corona tipe baru, wabah lain sebenarnya sudah muncul di beberapa belahan dunia. Selain pandemi Covid-19, WHO mencatat sedikitnya 70 wabah penyakit sepanjang 2020.

Tahun ini, dalam kurun waktu September 2020 hingga November 2020, virus Ebola kembali menyerang negara Kongo. Di penghujung November 2020, demam kuning juga merebak di Nigeria.

Penanganan pandemi Covid-19 merupakan evaluasi utama atas kesiapan manusia dalam menghadapi situasi krisis serta potensi wabah lainnya. Dalam konteks epidemiologi, agen penyebab wabah penyakit tidak hilang. Artinya, sesuatu dapat kembali menguatkan dan menginfeksi manusia.

Pemerintah Indonesia perlu memperkuat penanganan pandemi melalui upaya teknis yang lebih tepat sasaran dan terukur, seiring terus berlanjut penelitian mutasi virus. Penelitian tentang virus corona perlu dilakukan secara detail. Hal ini dikarenakan ciri dan upaya adaptasi virus tentunya berbeda di setiap wilayah di dunia. (KOMPAS LITBANG)

Baca juga: Varian baru virus corona telah menyebar ke enam negara

Sudah Berlangganan? Silakan masuk

Gunakan Promo SEHAT, Belanja Jadi Hemat!

Belanja selalu hemat di akhir tahun bersama Kompas! Nikmati hemat hingga 30% berbelanja berbagai produk di toko resmi Kompas Daily.

Source