KOMPAS.com – Perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China terus berlanjut. Kali ini, pemerintah AS memasukkan nama pabrikannya drone dari China, DJI, di dalam daftar hitam sebagai perusahaan yang dilarang dalam urusan perdagangan.
Setelah namanya masuk daftar hitam dengan nama “daftar entitas”, DJI dilarang membeli atau memasok komponen dalam bentuk apa pun dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah AS.
DJI juga perlu mengajukan izin khusus untuk terus menjalankan bisnisnya di Amerika Serikat. Alasan pencantuman nama DJI dalam daftar tersebut daftar entitas ini tidak lain adalah masalah keamanan nasional.
Baca juga: Masuk Indonesia, Drone DJI Mini 2 Mulai Rp. 7 juta
Menanggapi hal tersebut, DJI mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah AS yang memasukkan namanya ke dalam daftar hitam. Meski demikian, DJI memastikan konsumen tetap bisa membeli dan menggunakan produknya seperti biasa.
“DJI berkomitmen untuk mengembangkan produk paling inovatif di industri yang membentuk perusahaan kami dan bermanfaat bagi dunia,” kata DJI dalam sebuah pernyataan. KompasTekno dari Tren Digital, Senin (21/12/2020).
Dianggap sebagai ancaman mata-mata
Seperti Huawei yang lebih dulu masuk daftar entitas Sejak Mei 2019, DJI masuk blacklist karena dianggap ancaman nasional oleh AS.
Perusahaan China diduga bertindak sebagai mata-mata dengan meneruskan data yang dikumpulkan tentang produknya kepada pemerintah negara Tirai Bambu tersebut.
Baca juga: Aplikasi Drone DJI Go 4 Dituding Diam-diam Mengintip Data Pengguna
Selain itu, ada alasan lain khusus bagi DJI yaitu teknologi drone diyakini telah membantu memfasilitasi pelanggaran hak asasi manusia di China, termasuk dengan memata-matai etnis minoritas.
Tidak jelas apa dampak jangka panjangnya daftar hitam SEBAGAI atas DJI. Bagi Huawei, pengaruhnya signifikan karena perusahaan tidak dapat menggunakan aplikasi Google dan berbagai layanan di ponsel.
Selain DJI, ada beberapa nama baru lainnya di dalamnya daftar entitas, di antaranya AGCU Scientech, Instrumen & Bahan Ilmiah Nasional China, dan Grup Kuang-Chi