Jakarta, CNBC Indonesia – Tekanan beli besar-besaran pada perdagangan awal pekan ini, Senin 21 Desember 2020, mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 1% menjadi 6.165,62 poin.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi bursa mencapai Rp 20,66 triliun dengan frekuensi 1,54 juta kali. Asing melakukan beli bersih Rp 88,08 triliun.
Saham yang banyak diperdagangkan kemarin antara lain PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) .
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut yang dihimpun dalam liputan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Selasa (22/12/2020):
1. Sri Mulyani: Meterai Saham Tidak Berlaku Efektif 1 Januari 2021
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membenarkan adanya bea materai Rp 10.000 untuk perdagangan saham. Hanya saja yang dibebankan bukan per transaksi saham, melainkan per dokumen pembelian atau per trade confirmation (TC).
Konfirmasi perdagangan adalah dokumen elektronik yang diterbitkan secara elektronik atau harian untuk semua transaksi dalam satu hari.
Selain itu, kebijakan ini tidak akan berlaku mulai 1 Januari 2021 untuk transaksi di Bursa Efek Indonesia karena persiapan infrastruktur.
“Materai bukan pajak atas transaksi, karena yang muncul saat ini seolah-olah setiap transaksi saham dikenai bea materai. Padahal, ini bukan pajak atas transaksi itu tapi pajak atas dokumen-dokumen itu,” kata Sri Mulyani, Senin. (21/12/2020).
2. Emiten Tommy Soeharto Siap Belanja 6 Kapal seharga Rp. 1.2 T
Emiten jasa transportasi laut milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) akan mengalokasikan belanja modal (capex) US $ 88 juta atau setara Rp 1,24 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.100 per US $ .
Direktur Utama HITS Budi Haryono menjelaskan total investasi itu untuk pengadaan 6 kapal baru. Masing-masing satu unit untuk FSRU (Floating Storage Regasification Unit), kapal tanker minyak, kapal tanker kimia, tanker LPG, dan kapal tunda pelabuhan.
“Untuk capex 2021, kami proyeksikan ada tambahan 6 kapal senilai US $ 88 juta,” kata Budi, dalam virtual public expose, Senin (21/12/2020).
Terkait rencana investasi, perseroan, kata Budi, akan menstabilkan arus kas terlebih dahulu dan menyelesaikan kewajibannya kepada perbankan. “Jika bisa pulih, bank telah memberikan kesempatan kepada HITS untuk tumbuh, maka proyek baru bisa dibiayai oleh bank,” ujarnya.
3. Traveloka Segera Go Public, Ini Ada 2 Pilihannya!
Startup agen perjalanan online (OTA) Traveloka mengungkapkan akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek (go public) dan sedang mengkaji opsi merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC) sebagai opsi lain untuk melantai di bursa. .
SPAC identik dengan perusahaan kosong atau perusahaan cangkang yang menggunakan dana dari go public untuk mencaplok perusahaan lain, perusahaan ini belum teridentifikasi pada saat listing.
Hasil merger dengan perusahaan target, seringkali merupakan startup di sektor dengan pertumbuhan tinggi, menawarkan cara yang lebih cepat dan biaya lebih rendah untuk masuk ke pasar modal daripada IPO.
“SPAC menjadi salah satu opsi yang kami evaluasi karena sudah didekati oleh beberapa pihak,” kata Presiden Traveloka Henry Hendrawan seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/12/2020).
4. Emiten Hary Tanoe Ingin Stock Split 1: 2 Saham, Catat Jadwalnya!
Emiten taipan media Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Studios International Tbk (MSIN) mengumumkan rencana stock split perseroan.
Dalam pernyataan yang disampaikan Direksi MSIN, perseroan telah menerima restu dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 13 November 2020.
“Antara lain, kami menyetujui pelaksanaan stock split dengan rasio 1: 2 dari semula Rp 100 per saham menjadi Rp 50 per saham,” kata Direksi MSIN dalam pengumuman di halaman keterbukaan informasi PT. Bursa Efek Indonesia, dikutip Senin (21/12/2020).
Sementara itu, pengumuman jadwal dan tata cara pelaksanaan stock split pada hari Jumat, 18 Desember 2020. Berakhirnya perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi pada 28 Desember 2020. Sedangkan awal perdagangan saham saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi pada Selasa 29 Desember 2020.
“Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai dimulai pada Senin 4 Januari 2021,” tulis manajemen MSIN.
GABUNG HALAMAN BERIKUTNYA >>>