Kopi bisa dimanfaatkan untuk deteksi virus corona, berikut caranya

KONTAN.CO.ID – Jakarta. Setelah mendapat pujian karena aromanya yang kuat dan dapat meningkatkan fungsi saraf, kopi memiliki banyak manfaat medis. Baru-baru ini, kopi bisa menjadi alat untuk mendeteksi gejala korona.

Tinjauan literatur ilmiah DCN menyebutkan bahwa kopi dapat digunakan sebagai barometer atau alat untuk mendeteksi terjadinya infeksi virus corona. Di sisi lain, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Amerika Serikat telah mencantumkan hilangnya indera penciuman atau anosmia sebagai salah satu gejala paling umum dari Covid-19.

Dalam studi terbaru, 50-80 persen orang yang dinyatakan positif virus corona, indra penciumannya pun berkurang. Kabar baiknya, kebanyakan orang yang menderita anosmia akibat virus corona pada akhirnya dapat memulihkan indera perasa dan penciumannya sepenuhnya dalam waktu sekitar 14 hari.

Mengingat prevalensi anosmia yang sangat tinggi di antara pembawa virus corona, beberapa dokter mendesak orang untuk mulai mencium bau kopi. “Salah satu hal yang bisa dilakukan dengan sangat mudah, secara obyektif oleh seseorang di rumah adalah mendapatkan kopi bubuk, dan melihat sejauh mana kita masih bisa mencium baunya.”

Baca juga: Tips menyembuhkan indra penciuman setelah terpapar Covid-19

Kata Profesor James Schwob dari Tufts University School of Medicine di Massachusetts, Amerika Serikat. “Atau, lakukan hal yang sama dengan alkohol atau sampo yang kita miliki. Jika hidung tidak tersumbat, tapi kita kesulitan mengenali aroma lain, mungkin sebaiknya kita segera melakukan tes,” ucapnya.

Direktur Smell and Taste Center di Pennsylvania University School of Medicine, Richard Doty, memberikan penjelasannya. Menurutnya, jika ternyata kopi tidak memiliki rasa dan coklat tidak memiliki rasa selain pahit atau manis, maka kita sudah kehilangan bau. “Saat kita mengunyah makanan, molekul naik melalui tepi rongga hidung untuk mencapai reseptor penciuman di bagian atas hidung.”

“Karena itu, kopi dan coklat tidak ada ‘rasa’,” katanya. Peneliti menerapkan metode ini ke skala yang lebih ketat, menggunakan kopi dalam uji penciuman untuk bau.

Sementara itu, artikel terbaru di jurnal medis Inggris BMJ juga mendorong para praktisi medis untuk menggunakan kopi sebagai alat diagnostik untuk mendeteksi infeksi virus corona. Artikel BMJ lainnya mencakup pengalaman orang pertama dari ahli saraf Brasil Sofia Mermelstein, yang menduga dia mungkin tertular virus corona setelah dia kehilangan kemampuannya untuk mencium kacang Brasil segar.

Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas di awal semester ini untuk menjaga keamanan kampus selama kelas tatap muka, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Universitas Negeri Penn telah menggunakan metode ini. Di kampus terdapat alat “Daily Odor Check” yang meminta mahasiswa untuk minum kopi setiap hari. Tentu saja, mencium aroma kopi bukanlah ilmu yang sempurna, dan tidak boleh disamakan dengan tes kesehatan yang sah.

Seorang ilmuwan makanan dan ahli epidemiologi di Penn State University menguraikan peringatan ini dalam sebuah artikel di Conversation. Dia menyarankan anosmia menjadi satu-satunya prediktor terbaik untuk diagnosis Covid-19.

Baca juga: Tips merawat bayi di tengah pandemi, agar tidak terjangkit virus corona

“Kehilangan penciuman sangat spesifik untuk Covid-19, tetapi tidak semua orang dengan infeksi SARS-CoV-2 melaporkan kehilangan penciuman,” katanya. “Yang kritis, bisa mencium sesuatu bukan berarti kita bebas dari Covid-19, meski tercium aroma kopi yang menyengat,” imbuhnya.

Namun, ternyata mencium bau kopi bukanlah ilmu yang sempurna untuk mendeteksi virus corona. Namun, berciuman kopi setidaknya bisa menjadi deteksi dini gejala virus corona agar Anda bisa segera mengisolasi diri sebelum mendapat perawatan medis. Ingat, pandemi belum usai, jangan lupa terapkan aturan kesehatan seperti cuci tangan, pakai masker dan menjaga jarak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Kenali Tanda-Tanda Infeksi Covid-19 Menggunakan Kopi, Begini Caranya”,

Penulis: Ryan Sara Pratiwi
Editor: Glori K. Wadrianto

# satgascovid19 #rememberpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Source