Kisah Zulkarnaen Bentuk Kelompok Teroris JI, Rekrut Ali Imron ke Amrozi Semua halaman

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu pelopor kelompok teroris Jamaah Islamiyah, Aris Sumarsono atau Zulkarnaen, menuturkan kiprahnya dalam pengusulan teroris dan aksi terorisme di sejumlah daerah di Indonesia pada periode 2000-an.

Rentetan aksi terorisme yang digawangi Zulkarnaen bermula saat ia membentuk tim dengan struktur kecil.

Tim ini bekerja merekrut anggota di sejumlah daerah yang kemudian mendapat pelatihan khusus.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Beberapa OPD Tersangka Teroris Jamaah Islamiyah di Lampung

Keberhasilan tim kecil ini melamar sejumlah calon teroris kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Jamaah Islamiyah, kelompok teroris yang dianggap berafiliasi dengan Al Qaeda, organisasi teroris dunia.

“Sudah kubilang, ada tugas untuk tim Khos. Dimana, ini percepatannyaanak laki-laki (pelatihan) anggota, juga akan diberikan jika diperlukan waktu mendadak, ada yang pesan dan bisa digunakan, “kata Zulkarnaen seperti dikutip dari Antara. Kompas TV, Senin (21/12/2020).

Dalam pembentukan tim kecil ini, Zulkarnaen merekrut sejumlah calon teroris yang semuanya tersebar di seluruh Jawa.

Dalam agenda awal ini, Zulkarnaen berhasil melamar sejumlah nama, Syawad, Sahjio, dan Umar dari Solo.

Baca juga: Ini Rekam Jejak Buronan Bom Bali Menurut Catatan Densus 88

Kemudian Ilyah dari Kudus, Abdul Mati dari Pemalang, Nuaim dari Jakarta dan Banjarkasi Usman.

Selanjutnya Ali Imron, Mubarok, Amrozi, dan Usman yang berasal dari Jawa Timur.

Dari rekrutmen tersebut, Zulkarnaen kemudian membagi peran dan tugas anggota yang berhasil dilamar.

Sistem tersebut berhasil ditanamkan Zulkarnaen pada awal gerakan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil secara cepat.

Kelompok ini kemudian menjadi momok yang sangat merepotkan aparat keamanan karena aksi terornya.

Sebagian Jatim mencari jihandak dan menyimpannya, Jateng yang melatihnya, yang di Jakarta belajar intelijen, sedangkan seperti itu, ”kata Zulkarnaen.

Baca juga: Densus 88 tangkap 32 tersangka simpatisan MIT sepanjang 2020

Petugas Detasemen Khusus (Densus) 88 membawa terduga teroris Arif Sunarso alias Zulkarnaen dari Lampung setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (16/12/2020).  Zulkarnaen telah menjadi DPO Polisi sejak 18 tahun lalu yang diduga sebagai koordinator kasus Bom Bali 1.ANTARA FOTO / MUHAMMAD IQBAL Petugas Detasemen Khusus (Densus) 88 membawa terduga teroris Arif Sunarso alias Zulkarnaen dari Lampung saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (16/12/2020). Zulkarnaen telah menjadi DPO Polisi sejak 18 tahun lalu yang diduga sebagai koordinator kasus Bom Bali 1.

Dari keberhasilan pembentukan grup ini, Zulkarnaen kemudian melanglang buana ke sejumlah daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta, Ambon, hingga Poso.

Dalam aksi terornya, Zulkarnaen terlibat dalam aksi bom di Gereja Ambon, Mojokerto, Bom Bali, Kedutaan Besar Filipina, dan Poso.

Dalam teror tersebut, aparat keamanan mendeteksi keterlibatan Zulkarnaen sebagai aktor di balik rangkaian aksi peledakan bom. Zulkarnaen kemudian menjadi orang yang paling dicari.

Baca juga: Buronan Teroris Bom Bali yang Saya Tangkap di Lampung Dibawa ke Jakarta Hari Ini

Keberadaan Jamaah Islamiyah memudar setelah pemerintah menyatakan kelompok ini sebagai organisasi terlarang.

Pada tahun 2007, Jamaah Islamiyah dibubarkan berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pembubaran ini tidak serta merta membuat Jamaah Islamiyah hancur total. Terbukti, pada 2019 ini, Detasemen Khusus 88 (Densus) 88 Polri berhasil mengamankan lima anggota Jamaah Islamiyah.

Penangkapan ini menjadi pertanda bahwa Jamaah Islamiyah masih eksis.

Setahun kemudian, Senin (14/12/2020), Densus 88 menangkap Zulkarnaen di Lamongan, Jawa Timur.

Source