YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Malam Natal 2020 berbeda dengan tahun sebelumnya. Tak terkecuali keluarga Sutinem, warga Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Yogyakarta.
Sejak pukul 19.00 WIB, Sutinem memilih menutup pintu rumahnya.
Tahun lalu, dia masih ingat jam yang sama. Ia duduk di antara ribuan umat Katolik di Paroki St. Yusup Bandung, Kapanewon, Playen, menghadiri misa malam Natal.
Baca juga: Misa Natal Tatap Muka di Gereja DIY Digelar dengan Strict Health Protocols
Setelah mempersiapkan diri, sebuah salib dan lilin yang tinggal setengah di bangku.
Bersama putranya, Agnes, ia mengikuti misa yang dipimpin oleh Romo Gregorius Awaan Widyaka, Humas lewat streaming langsung Gereja YouTube Santo Yusup Playen menggunakan perangkat.
“Tidak bisa mengikuti misa di gereja karena pandemi, hanya sebagian kecil jemaah yang bisa mengikuti perayaan natal di gereja,” kata Sutinem, Kamis (24/12/2020).
Baca juga: Gereja Katedral Semarang Gelar Misa Natal 3 Kali, Tempat Duduk Sesuai Tempat Tinggal
Perayaan Natal selama masa pandemi
Sekitar 1 jam dia menghadiri misa Natal melalui layar yang cukup kecil di ponselnya. Meski begitu, ia tak henti-hentinya menghadiri misa malam Natal.
Meski diakuinya, ada perbedaan merayakan Natal tanpa ke gereja.
“Tidak apa-apa, yang terpenting kita semua dalam keadaan sehat selama pandemi,” ujarnya.
Dalam homilinya, Pastor Gregorius Awaan Widyaka Humas menyampaikan bahwa perayaan Natal ini istimewa karena adanya pandemi Covid. Selain itu juga menyangkut kelahiran Yesus Kristus.
Tema Natal tahun ini adalah “His Name Will Be Called Immanuel” yang artinya Tuhan menyertai kita.
“Dalam keadaan pandemi Allah bersama kita, itulah Immanuel,” kata Romo Awaan.
Baca juga: Potret Toleransi di Mimika, Umat Lintas Agama Hadir untuk Amankan Misa Natal
Menggunakan masker
Sepanjang perayaan natal, para pendeta selalu memakai topeng begitu juga dengan semua petugas dan orang yang hadir di gereja.
Sebelumnya, tim Jibom Sat Brimobda Polda DIY dan Gegana Sat meninjau gereja yang memiliki jemaah besar di Kabupaten Gunungkidul, Rabu (23/12/2020).
Gereja-gereja yang disisir aparat antara lain Gereja St. Petrus Kanisius Baleharjo, Gereja Kristen Jawa Wonosari, Gereja Gerejo Santo Yusuf Bandung, Playen, dan Gereja Katolik Kelor Karangmojo.
Baca juga: Tradisi Natal dan Artinya: Dari Pohon Natal Hingga Pandemi
Gereja-gereja ini biasanya dipadati ribuan umat Kristiani yang merayakan Natal.
Dari pantauan di Gereja Santo Petrus Kanisius Baleharjo Wonosari, sejumlah anggota tim Gegana Polda DIY yang dilengkapi peralatan canggih menyisir sudut ruangan.
Detektor logam digunakan untuk mendeteksi kemungkinan material berbahaya di gereja.
Tak hanya itu, sejumlah buku dan ornamen yang dipasang di gereja juga diperiksa. Sejumlah sakelar listrik juga tidak luput dari perhatian.