Kementerian mendapat klarifikasi dugaan kunjungan staf Kedutaan Besar Jerman ke pangkalan FPI – Nasional

Kementerian Luar Negeri telah meminta klarifikasi mengenai kunjungan baru-baru ini yang konon dilakukan oleh staf Kedutaan Besar Jerman ke markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat di tengah kekhawatiran atas kemungkinan upaya untuk bersahabat secara politik dengan kelompok garis keras yang kontroversial itu.

Dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan pada hari Senin, kementerian mengatakan kedutaan telah mengkonfirmasi bahwa kunjungan memang dilakukan pada hari Jumat, tetapi pihaknya membantah bahwa staf tersebut berkunjung dalam kapasitas kerja resmi mereka.

Kedutaan juga telah meminta maaf atas kunjungan tidak berizin tersebut dan menyampaikan komitmen pemerintah Jerman untuk menjaga hubungan bilateral dengan Indonesia, khususnya dalam memerangi intoleransi, radikalisme dan ujaran kebencian, kata kementerian tersebut.

“Kepala perwakilan Kedutaan Besar Jerman telah memastikan bahwa insiden tersebut tidak mencerminkan kebijakan pemerintah dan kedutaan Jerman, sementara juga menolak kesan bahwa kunjungan staf kedutaan merupakan bentuk dukungan Jerman terhadap organisasi tersebut,” bunyi pernyataan tersebut. .

Kementerian selanjutnya mengatakan bahwa staf kedutaan telah diperintahkan untuk kembali ke Jerman untuk mengklarifikasi tujuan kunjungan mereka.

Baca juga: Pengunjuk rasa menuntut investigasi polisi atas pembunuhan anggota FPI

Menanggapi maraknya spekulasi mengenai kunjungan tersebut, pihak kedutaan menyatakan bahwa staf tersebut telah berada di Petamburan pada hari Jumat untuk mendapatkan gambaran situasi keamanan dalam aksi protes tahun 1812 yang diprakarsai oleh para pendukung FPI, mengingat demonstrasi tersebut juga harus lewat di dekat kedutaan.

Orang tersebut “bertindak atas inisiatif pribadi dan tidak berkoordinasi dengan kedutaan”, menurut kedutaan.

“[The German Embassy] memastikan bahwa tidak ada niat politik terkait dengan kunjungan ini, ”kata kedutaan, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan kontak dekat dengan pihak berwenang Indonesia terkait insiden tersebut.

Sekretaris Jenderal FPI Munarman sebelumnya mengklaim bahwa perwakilan resmi Kedutaan Besar Jerman telah berkunjung ke markas kelompok tersebut, seperti dilansir dari tribunnews.com.

Pemerintah telah berselisih dengan FPI dalam beberapa pekan terakhir menyusul serangkaian ketertiban umum dan keamanan yang berpusat di sekitar kembalinya pemimpin kelompok Rizieq Shihab dari pengasingan yang dilakukan sendiri di Arab Saudi.

Baca juga: Pemimpin FPI ditahan atas dugaan pelanggaran pembatasan COVID-19

Permusuhan yang tampak meningkat awal bulan ini setelah dugaan bentrokan antara anggota Polda Metro Jaya dan simpatisan Rizieq terjadi di ruas tol Jakarta-Cikampek, yang mengakibatkan enam orang tewas. Personel polisi dilaporkan telah membuntuti dia dan rombongannya karena tip yang mengklaim Rizieq dan pengikutnya berencana untuk menghindari pemeriksaan polisi terkait dugaan protokol kesehatan masyarakat pada pertemuan massal bulan lalu.

Baik polisi maupun FPI mengeluarkan laporan yang berbeda tentang kejadian tersebut, dengan alasan polisi mempertahankan diri dari serangan yang mengancam jiwa yang dilakukan oleh anggota FPI, sementara kelompok tersebut mengklaim bahwa tidak ada anggotanya yang membawa senjata dan penembakan itu terjadi. melanggar protokol polisi.

Hampir seminggu setelah penembakan fatal itu, Rizieq secara sukarela pergi ke Mabes Polri pada 12 Desember untuk memenuhi panggilan polisi untuk diinterogasi dalam kasus di mana ia ditetapkan sebagai tersangka karena diduga melanggar protokol kesehatan yang ada.

Pada hari Jumat, ratusan pengunjuk rasa dari FPI dan kelompok yang menamakan diri mereka Aliansi Anti-Komunis Nasional (Anak) menggelar apa yang mereka sebut sebagai “protes tahun 1812” di Jakarta Pusat menuntut penyelidikan transparan atas kematian enam anggota FPI dan pembebasan Rizieq. .

Source