Kecerdasan Buatan Mengungkap Lebih dari 109.000 Kawah di Bulan

Penelitian mengungkapkan bulan memiliki lebih banyak kawah daripada yang diperkirakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah penelitian baru mengungkapkan bulan memiliki lebih banyak kawah daripada yang diperkirakan manusia. Ada lebih dari 109.000 kawah baru yang ditemukan di garis lintang rendah dan pertengahan bulan menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Jumlah kawah yang tercatat di permukaan bulan kini belasan kali lebih banyak dari sebelumnya. Penemuan ini dipublikasikan pada 22 Desember di Journal Komunikasi Alam.

“Ini adalah data kawah bulan terbesar dengan ekstraksi otomatis untuk lintang menengah dan rendah bulan,” kata Chen Yang, Penulis Utama Studi dan Profesor Ilmu Bumi di Universitas Jilin China. Live Science melalui email.

Kawah tumbukan, yang terbentuk selama serangan meteor, menutupi sebagian besar permukaan bulan. Kawah ini bisa dianggap setara dengan “fosil” di bulan yang mencatat sejarah tata surya.

Namun, “fosil” ini bisa sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuk. Selain itu, mereka juga bisa tumpang tindih dan terkikis seiring waktu. Ini membuat identifikasi mereka sangat sulit dan memakan waktu. Prosesnya juga subjektif, yang menyebabkan inkonsistensi antar database yang ada.

Yang dan timnya mengatasi masalah ini dengan pembelajaran mesin. Mereka melatih jaringan saraf dalam, yaitu jaringan komputer menggunakan lapisan perhitungan matematis dengan data dari ribuan kawah yang diidentifikasi sebelumnya dan mengajarkan algoritme untuk menemukan yang baru. Jaringan tersebut kemudian diterapkan pada data yang dikumpulkan oleh pengorbit bulan Chang’e-1 dan Chang’e-2 yang mengungkapkan 109.956 kawah tambahan di permukaan bulan.

Kawah yang baru ditemukan dari sistem pra-Nektarian berusia lebih dari 3,92 miliar tahun. Sejumlah besar kawah yang teridentifikasi dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam ukuran kecil hingga sedang.

Dari perspektif Bumi, kawahnya masih cukup besar. Mulai dari diameter 0.6 mil hingga 60 mil atau setara dengan 1 hingga 100 kilometer. Ukuran kawah yang relatif kecil kemungkinan besar tidak terdeteksi sebelumnya.

Program AI juga menemukan kawah yang jauh lebih besar dan berbentuk tidak teratur yang telah terkikis. Beberapa dari mereka berdiameter hingga 341 mil atau 550 km.

Dikutip Live Science, Selasa (29/12), algoritme memperkirakan waktu dari hampir 19.000 kawah terbentuk berdasarkan fitur, seperti ukuran dan kedalaman, serta dengan menetapkan setiap kawah ke periode waktu geologi. Kawah-kawah ini menjangkau seluruh lima periode geologis bulan. Beberapa di antaranya berusia sekitar 4 miliar tahun.

Tim berharap dapat meningkatkan algoritma bercak kawah dengan menyediakan data dari pendarat Chang’e 5 yang baru diluncurkan. Chang’e 5 membawa sampel bulan kembali ke Bumi. Peneliti juga ingin mengadaptasi dan menerapkan pendekatan pembelajaran mesin mereka pada objek lain di tata surya, termasuk planet seperti Mars.

“Prediksi ini biasanya akan memakan waktu beberapa menit diikuti oleh beberapa jam pasca-pemrosesan pada perangkat keras komputasi standar,” tulis para peneliti dalam studi tersebut.

Source