Kasus Asabri Bikin Pasar Gelisah, Khawatir Soal Penjualan Barang?

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah sentimen negatif menekan perdagangan pasar saham domestik pada Rabu, 23 Desember 2020 menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatile menanggapi kondisi pasar saham.

Alhasil, pada perdagangan hari ini, IHSG sempat menyentuh level psikologis di bawah 6.000, tepatnya di posisi 5.853,26 poin. Padahal, pada awal perdagangan, IHSG bergerak di zona hijau di level 6.061,84 poin. Hingga pukul 10.27 WIB, IHSG masih terbenam di zona merah dengan nilai transaksi Rp. 9,89 triliun dengan frekuensi 775 ribu kali.

Pelemahan IHSG tidak sejalan dengan pergerakan bursa Asia lainnya, dimana indeks Nikkei, Tokyo naik 0,13%, Indeks Hang Seng, Hongkong naik 0,37% dan indeks Shanghai Composite, Shanghai terapresiasi 0,88%. Hanya IHSG dan Singapore’s Straits Times yang turun 0,04%.

Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan kepada CNBC Indonesia, ada sejumlah sentimen negatif yang menekan IHSG pagi ini.

Pertama, sentimen negatif kasus Asabri yang kembali ke publik. Nilai kerugian diperkirakan lebih tinggi dari kasus Jiwasraya yang diperkirakan mencapai Rp. 17 triliun.

“Kasus Asabri juga menjadi sentimen negatif,” kata Robertus Yanuar, Rabu (23/12/2020).

Di sisi lain, penurunan IHSG juga dipicu oleh melemahnya indeks Dow Jones dan S&P pada perdagangan Selasa. Menurut Yanuar, penurunan IHSG dalam dua hari terakhir ini juga disebabkan konsolidasi yang wajar setelah sempat naik signifikan sejak awal November.

Namun, kata dia, penurunan ini bisa menjadi peluang untuk masuk kembali karena prospek tahun depan masih lebih positif seiring dengan kepastian politik Amerika Serikat dan penerapan regulasi turunan dari Job Creation Act.

Sementara itu, Kepala Riset PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan pada perdagangan hari terakhir pekan ini, IHSG masih dibayang-bayangi tekanan jual.

Menurut Edwin, anjloknya IHSG murni karena kenaikan cukup tajam di sejumlah saham yang tidak sebanding dan tidak didukung oleh kinerja fundamental dari saham-saham tersebut. “Jadi wajar saja jika IHSG jatuh bahkan turun,” ujarnya.

MNC Sekuritas memperkirakan IHSG akan terkoreksi kembali sejalan dengan penurunan indeks Dow Jones sebesar -0,67% di tengah munculnya varian baru Covid-19 di Inggris yang menyebar jauh lebih cepat.

“Salah satu penyebab turunnya IHSG adalah kekhawatiran pasar akan virus Corona strain baru,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]

(hps / hps)


Source