Kabar baik! Menkominfo menyetujui saat Penggabungan Tri-Indosat

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mendukung kabar yang beredar bahwa dua operator seluler di Indonesia, PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) dan PT Indosat Tbk (ISAT) akan melakukan merger sejalan dengan negosiasi yang dilakukan oleh masing-masing pemegang saham.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informasi, dukungan untuk konsolidasi antaraoperator seluler di Indonesia untuk memberikan dampak efisiensi dan meningkatkan nilai tambah industri.

“Demi efisiensi dan peningkatan nilai tambah di industri telepon seluler, kami tentu menyambut baik langkah-langkah konsolidasi yang dilakukan oleh para operator seluler bisnis ke bisnis, ”kata Johnny, dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/12/2020).

“Konsolidasi juga diperlukan untuk mendukung perusahaan telekomunikasi dalam mempersiapkan awal penggelaran investasi 5G di Indonesia,” ujar mantan. Komisaris PT Indonesia Air Asia.

Menkominfo menyampaikan bahwa dalam Omnibus Law juga dijelaskan bahwa bidang Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran membuka ruang kerjasama yang lebih baik (ekonomis dan efisien) bagi industri telekomunikasi dan penyiaran.

Terkait kabar merger tersebut, manajemen ISAT belum memberikan keterangan resmi, meski CNBC Indonesia sudah berupaya memastikannya sejak awal pekan ini.

Sementara itu, Deputy President Director Hutchison 3 Indonesia, Danny Buldansyah, saat dikonfirmasi soal pemberitaan tersebut, tidak memberikan gambaran lebih detail, termasuk apakah sudah ada pembicaraan dengan Indosat.

“Kami dari manajemen belum bisa memberikan informasi mengenai hal ini. Sebaiknya tanyakan CKH atau Ooredoo,” ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (22/12/2020).

Seperti dilansir Bloomberg, raksasa finansial asal Hong Kong, CK Hutchison Holdings Ltd. dikabarkan tengah mendekati kesepakatan dengan Ooredoo QPSC dari Qatar, terkait rencana konsolidasi operasi telekomunikasi kedua anak perusahaan mereka di Indonesia.

“CK Hutch sedang dalam pembicaraan lebih lanjut untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia dengan PT Indosat,” kata sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut, seperti dikutip Selasa (22/12/2020).

Seperti diketahui, Hutchison memiliki operator bisnis Tri, yakni Tri Indonesia, sedangkan Ooredoo memiliki sekitar 65% saham Indosat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan data laporan keuangan ISAT per September 2020, pemegang saham ISAT Seri B adalah Ooredoo Asia Pte Ltd 65%, Pemerintah Indonesia 14,29%, dan publik 20,71%. Dengan jumlah saham Ooredoo yang mencapai 3.532.056.600, nilai saham yang menggunakan harga saham terbaru Rp 5.500 menjadi milik Ooredoo senilai Rp 19,43 triliun.

“Kesepakatan itu akan melibatkan penawaran tunai dan saham,” kata sumber tersebut, yang meminta namanya tidak disebutkan karena diskusi bersifat pribadi.

“Kedua perusahaan [Hutchison dan Ooredoo] ditetapkan menjadi pemegang saham signifikan di entitas gabungan, “kata sumber itu. Pengumuman bisa datang paling cepat minggu ini. Struktur pasti dari setiap transaksi potensial di Indonesia belum selesai, sementara negosiasi masih bisa ditunda atau bahkan dibatalkan, mereka berkata.

Bloomberg melaporkan bahwa Hutchison Asia Telecommunications adalah rumah bagi bisnis telekomunikasi CK Hutch di Indonesia, Vietnam, dan Sri Lanka, memiliki sekitar 48,8 juta akun pelanggan aktif di tiga negara, menurut laporan keuangan sementara terbaru.

Indonesia berkontribusi sebesar HK $ 3,95 miliar (setara dengan US $ 510 juta), atau 87% dari total pendapatan Hutch Asia dalam 6 bulan pertama tahun 2020. Merupakan satu-satunya pasar Hutch Asia yang membukukan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi) . , dan amortisasi) positif.

Tahun lalu, CK Hutch juga disebut-sebut telah melakukan pendekatan awal ke Axiata Group Bhd terkait potensi penggabungan operasi telekomunikasi mereka di Indonesia.

Konglomerat Hong Kong yang didukung oleh taipan Victor Li secara informal menyatakan minatnya untuk menjajaki kombinasi bisnis nirkabel lokalnya sendiri dengan PT XL Axiata, Tbk (EXCL).

[Gambas:Video CNBC]

(tas tas)


Source