Jelang Libur Panjang, Reservasi Hotel di Yogyakarta Drop

Jakarta, CNN Indonesia –

Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan pemudik dari luar daerah untuk membawa hasil tes cepat antigen menyebabkan penurunan reservasi hotel selama liburan akhir tahun.

PHRI DIY memproyeksikan reservasi hotel turun hingga 25 persen.

“Sebelumnya, reservasi liburan akhir tahun mulai 25 Desember hingga 2 Januari 2021 mencapai 42 persen. Namun, ada kebijakan rapid antigen testing sehingga banyak yang batal dan kini reservasi turun menjadi 25 persen,” kata Ketua DPD DIY. PHRI Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta seperti dikutip. dari Antara, Senin (21/12).


Menurut dia, banyak wisatawan yang membatalkan reservasi karena keberatan harus merogoh kocek lebih untuk keperluan rapid antigen test. Pasalnya, biaya liburan akhir tahun lebih tinggi.

“Kalau dalam satu keluarga ada lima orang yang berwisata harus mengeluarkan biaya tambahan hingga sekitar Rp1 juta. Belum lagi jika berlibur yang melebihi tanggal habis masa hasil tes. Biayanya menjadi dua kali lipat,” katanya. dia berkata.

Deddy juga menyayangkan kebijakan mendadak pemerintah pusat karena sebelumnya pelaku usaha jasa akomodasi pariwisata di DIY berharap banyak yang bisa menambah okupansi saat libur akhir tahun.

“Dengan kebijakan ini, kondisi pelaku usaha jasa akomodasi semakin ketat. Pelaku usaha jasa yang tadinya masih kuat kini setengah kuat. Dan yang pingsan pun hampir mati, apalagi hotel berbintang tiga ke bawah,” ujarnya. kata.

PHRI DIY kemudian mengusulkan agar pemerintah daerah bisa turun tangan membantu pelaku usaha jasa pariwisata.

“Kalau boleh saya usulkan, PNS di Yogyakarta yang dilarang keluar kota bisa menginap di hotel. ASN dari Kota Yogyakarta menginap satu dua hari di Gunung Kidul. Begitu pula sebaliknya,” ujarnya.

Dia mengatakan, jika proposal itu bisa direalisasikan, akan sedikit membantu bisnis jasa akomodasi untuk bertahan lebih lama selama pandemi Covid-19.

“Tentu mereka menginap di hotel atau wisata kuliner di tempat usaha yang sudah mendapat verifikasi protokol kesehatan atau sertifikasi CHSE,” ujarnya.

Dia mengatakan bisnis hotel dan restoran telah mencoba yang terbaik untuk menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 dalam aktivitas bisnis mereka dengan sertifikasi CHSE atau verifikasi protokol kesehatan.

“Tiba-tiba ada kebijakan dari pusat sehingga kami merasa apa yang telah kami lakukan, verifikasi protokol kesehatan atau sertifikasi CHSE sia-sia,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Harian Satgas COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan kebijakan rapid antigen testing bagi pemudik termasuk wisatawan merupakan upaya untuk meningkatkan keselamatan wisatawan. Ia pun optimistis kebijakan tersebut tidak akan memengaruhi minat wisatawan untuk datang ke Yogyakarta untuk menikmati liburan akhir tahun.

[Gambas:Video CNN]

(usia)


Source