Ilustrasi matahari. [Shutterstock]
Pengorbit Matahari mencapai titik terdekatnya ke Venus yang hanya berjarak 7.500 kilometer dari puncak awan planet.
SuaraMalang.id – Pesawat ruang angkasa gabungan AS-Eropa, Solar Orbiter, berada di rute terdekat ke Matahari, setelah melewati Venus pada 27 Desember. Pesawat ruang angkasa tersebut akan melewati Venus dan Bumi beberapa kali hingga ditempatkan di orbit dengan jarak 42,5 juta kilometer di Matahari.
Solar Orbiter telah memasuki fase voyage sejak Juni yang akan berlangsung hingga November 2021. Solar Orbiter mencapai titik terdekatnya dengan Venus yang hanya berjarak 7.500 kilometer dari puncak awan planet tersebut.
Kemitraan antara NASA dan European Space Agency (ESA) menghabiskan tujuh tahun mempelajari Matahari. Untuk sedekat mungkin dengan bintang raksasa, Pengorbit Surya harus berbelok beberapa kali, dimulai dengan ini yang sudah dilakukan melewati Venus. Pendekatan dengan Venus digunakan para ahli untuk mendapatkan sedikit data dari planet tetangga Bumi.
“Pengorbit Matahari adalah misi yang tidak dirancang khusus untuk mengamati Venus. Tapi kami selalu mencari peluang bonus untuk melakukan sains dalam perjalanan, jadi ya, kami akan melakukan pengamatan saat mendekati Venus,” kata Daniel Muller, ilmuwan proyek untuk misi. di ESA, seperti dikutip Space.com, Selasa (29/12/2020).

Namun, tujuan utama Pengorbit Surya untuk mempelajari Matahari memang membatasi pengamatan yang dapat dilakukannya saat terbang melewati Venus. Kendala utama terletak pada desain yang berfokus pada sinar matahari.
“Kami selalu perlu mengarahkan pelindung panas kami ke Matahari, yang tidak dapat diubah. Semua teleskop melihat melalui pelindung panas ke arah Matahari, jadi tidak ada gambar Venus dari pesawat ruang angkasa ini,” tambah Muller.
Tapi ilmuwan bisa melihat detail matahari kutub yang akan diberikan oleh Solar Orbiter. Pesawat luar angkasa juga membawa seperangkat instrumen, dengan fokus pada lingkungan terdekat yang dapat diarahkan ke mana saja. Selama penerbangan ini, para ilmuwan mengumpulkan data menggunakan magnetometer pada Solar Orbiter, instrumen gelombang radio dan plasma, serta beberapa sensor pada detektor partikel energetik.
“Pada jarak seperti itu, melihat bagaimana Venus berinteraksi dengan angin matahari yang mengalir melaluinya akan menjadi hal utama yang kami lihat,” kata Tim Horbury, fisikawan di Imperial College London dan peneliti utama pada salah satu instrumen Solar Orbiter.
Horbury menambahkan bahwa tidak seperti Bumi, Venus tidak memiliki medan magnet sehingga angin matahari berinteraksi langsung dengan planet tersebut. Tim misi saat ini berkomunikasi dengan Pengorbit Matahari selama penerbangan di atas Venus, tetapi akan memakan waktu beberapa hari sebelum para ilmuwan dapat menggali data instrumen yang dikumpulkan selama operasi tersebut.