Jangan panik! Cek Pertama Fakta tentang Varian Virus Corona Baru di Inggris

Jakarta, CNBC Indonesia – Tren peningkatan kasus Covid-19 harian di Inggris terus meningkat dalam hampir dua minggu. Peningkatan kasus yang sangat signifikan ini terkait dengan ditemukannya varian baru virus Corona (SARS-CoV-2) yang saat ini sedang menyebar dan memicu pandemi.

Pada 8 Desember, kasus baru di Inggris meningkat sekitar 15 ribu kasus sehari. Kemarin (20/12/2020), dalam sehari Inggris mencatat 24 ribu kasus baru. Artinya, dalam waktu kurang dari dua minggu, kasus baru melonjak hampir 50%.

Kenaikan signifikan membuat Perdana Menteri Inggris Borish Johnson tenang kuncitara yang lebih ketat. Selidiki peningkatan kasus harian seiring dengan penemuan varian virus baru oleh 60 otoritas kesehatan setempat di Inggris.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Ratu Elizabeth Matt Hancock. Varian ini kemudian dinamai VUI 202012/01 atau dalam gugusan pohon filogenetiknya (silsilah keluarga berdasarkan data genetik) disebut varian B.1.1.7.

Saat ini terdapat satu publikasi yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah dan beredar di media online. Studi yang dilakukan oleh 10 ilmuwan dari konsorsium genomik Covid-19 Inggris (COG-UK), menemukan bahwa varian ini muncul karena mutasi.

Studi yang berjudul “Karakterisasi genomik awal dari garis keturunan SARS-CoV-2 yang muncul di Inggris yang ditentukan oleh serangkaian mutasi lonjakan baru,” mengatakan bahwa varian ini muncul karena perubahan genetik (mutasi) pada protein Spike yang berfungsi untuk menginfeksi tuan rumah.

Ada tiga perubahan genetik yang ditemukan dari karakterisasi ini. Mutasi pertama terjadi pada rangkaian asam amino yang berperan untuk mengikat reseptor pada manusia dan tikus.

Mutasi ini diidentifikasi sebagai mutasi yang dapat meningkatkan afinitas (kemampuan untuk mengikat) dengan reseptor di inang. Dalam hal ini manusia dan tikus.

Perubahan genetik kedua adalah penghapusan (hilangnya) asam amino pada urutan ke-69 dan ke-70 pada protein Spike. Jenis mutasi ini dikatakan dapat memungkinkan virus melarikan diri dari sistem pertahanan inang dalam beberapa kasus.

Kemudian mutasi terakhir adalah perubahan asam amino di daerah dekat gugus fungsi penting protein SARS-CoV-2. Kabar yang santer terdengar menyebutkan bahwa varian atau mutan B.1.1.7 ditularkan lebih cepat.

Padahal, jika merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh COG-UK, efek mutasi strain baru ini belum diketahui. Namun pertumbuhan yang tinggi dan penularan yang cepat ini semakin mendorong para ilmuwan di berbagai negara untuk meningkatkan pemantauan genom dan melakukan kegiatan karakterisasi.

Virus, terutama yang memiliki materi genetik berupa RNA, dikenal dengan tingkat mutasinya yang tinggi. Melihat ciri khas tersebut, Prof Alan McNally, pakar di University of Birmingham mengatakan tidak perlu histeris.

Prof Jonathan Ball mengatakan informasi genetik pada banyak virus dapat berubah dengan sangat cepat dan terkadang perubahan ini dapat menguntungkan virus dengan membiarkannya menularkan secara lebih efisien atau lolos dari vaksin atau perawatan.

Namun, Profesor Virologi Molekuler di Universitas Nottingham melanjutkan bahwa banyak perubahan tidak berpengaruh sama sekali. Demikian disampaikan dalam wawancara dengan BBC News.

Menurutnya, mutasi yang menyebabkan galur baru tidak berarti penyakitnya semakin menular atau lebih berbahaya. Kuncinya tetap pada pemantauan dan penelitian untuk mendapatkan gambaran lengkap dan komprehensif tentang strain baru ini.

TIM PENELITI CNBC INDONESIA

(twg / roy)


Source