Memuat …
Diperkirakan pertengahan Januari 2021, satu dari dua nama calon Kapolri telah dikirim ke Komisi III DPR untuk melakukan tes kesesuaian. “Setidaknya 20 hari sebelumnya Kepala Polisi Nasional Idham Azis Kalau pensiun nanti nama calon pengganti bisa diproses, “kata Neta dalam keterangannya, Minggu (20/12/2020).
(Baca Juga: Punya Persyaratan Ideal, Dua Orang Ini Disebut Calon Kuat Kapolri, Kabareskrim Bisa Jadi Kuda Hitam)
Sayangnya Neta tidak menyebut siapa kedua calon Kapolri itu. Namun, dia berharap proses pencalonan Kapolri tetap melalui prosedur standar.
Yakni melalui dua arah, melalui Kompolnas yang mengajukan nama-nama bakal calon ke Presiden. Kemudian, Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri pun mengajukan nama-nama bakal calon kepada Presiden.
“Sekarang Wanjakti Polri sudah waktunya memproses nama-nama calon Kapolri untuk menggantikan Idham Azis, sehingga pada Minggu pertama Januari 2021, nama-nama tersebut bisa diajukan ke Presiden Jokowi,” ujarnya.
(Baca juga: Moeldoko Sebut Presiden Jokowi Kunci Calon Kapolri)
Dalam menilai bakal calon Kapolri menggantikan Idham Azis, IPW mencermati tiga poin penting yang harus diperhatikan Presiden Jokowi dan kalangan dalam Keraton. Pertama, sejauh mana loyalitas dan kedekatan capres dengan Presiden Jokowi.
Kedua, sejauh mana calon dapat mengkonsolidasikan internal polisi dengan waktu terbang dan kualitas kepemimpinan yang mampu menyelesaikan masalah internal maupun eksternal di kepolisian.
Ketiga, sejauh mana sosok calon Kapolri tidak rentan terhadap permasalahan, terutama permasalahan yang dapat menjadi polemik masyarakat saat ini dan di masa yang akan datang. Ketiga kriteria tersebut merupakan pembahasan yang serius dalam penentuan dan pemilihan calon Kapolri setelah Idham Azis, jelas Neta.
(Baca Juga: Kompolnas Masih Himpun Masukan Calon Kapolri)
Menurut dia, persoalan Polri ke depan tidak lagi hanya pada oknum-oknum lama dan ancaman keamanan. Di era milenial saat ini, tugas Polri adalah menghadapi dampak Covid-19 dan pasca Covid-19, menghadapi kebangkitan kelompok radikal, intoleransi, terorisme, separatisme dll.
Jika Kapolri yang baru tidak mampu mengkonsolidasikan Polri dengan kapabilitas dan jam terbang yang tinggi tentu akan merepotkan Presiden Jokowi.
Apalagi jika Kapolri yang menggantikan Idham Azis memiliki kerentanan masalah yang akut, tentunya Polri dan pemerintahan Jokowi akan menjadi incaran kelompok tertentu yang ingin mengganggu keamanan dan keamanan, pungkasnya.
(ymn)