Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham di Amerika Serikat (AS) dibuka secara variatif pada red note perdagangan Selasa (21/12/2020), mengabaikan kesepakatan Kongres tentang paket stimulus senilai US $ 900 miliar karena kekhawatiran atas penemuan strain baru virus Corona. di Inggris tidak menghilang.
Dow Jones Industrial Average turun 40 poin pada pukul 08.30 waktu setempat (21.30 WIB) dan selang waktu 30 menit memburuk menjadi 179,3 poin (-0,5%) menjadi 30.037,13. Indeks S&P 500 merosot 7,8 poin (-0,21%) menjadi 3.687,08 tetapi Nasdaq naik 63,9 poin (+ 0,5%) menjadi 12.806,41.
Bantuan pandemi terkait dengan pencairan dana operasional pemerintah senilai US $ 1,4 triliun hingga 30 September. Kini, pasar tinggal menunggu tandatangan Presiden AS Donald Trump sebelum stimulus cair.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin kepada CNBC Internasional Dikatakan, warga AS akan mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) dalam beberapa hari ke depan alias sebelum pantat meninggalkan Gedung Putih.
“Putaran paket ini hanya memperkuat bahwa ada ekonomi struktural dan masif serta angin pendorong saham menjelang tahun 2021, yang positif dalam jangka panjang untuk saham siklus berbasis nilai,” kata Tom Essaye, pendiri Laporan Sevens, seperti dikutip. CNBC Internasional.
Pelaku bursa masih diliputi kecemasan akan munculnya mutasi Covid-19 di Inggris. Penemuan tersebut memaksa pemerintah Inggris untuk menutup London dan kawasan Tenggara serta melarang keramaian Natal. Dengan demikian, saham American Airlines dan United Airlines kompak turun lebih dari 1%.
Varian baru dari virus Corona, yang dikatakan 70% lebih menular dari strain sebelumnya telah diidentifikasi di Italia, Belanda, Belgia, Denmark dan Australia. Beberapa negara juga menutup perbatasannya dari Inggris dan melarang penerbangan ke The Beatles.
Namun, banyak orang yang termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (Organisasi Kesehatan Dunia / WHO) menganggap vaksin yang dibuat oleh Pfizer-BioNtech dan Moderna akan efektif mengatasi varian terbaru ini dan mutasi virus Covid masih lebih lambat dibandingkan virus flu musiman.
Namun, Jonathan Golub, Head of Investment Planner Credit Suisse AS, yakin pasar masih akan bergejolak dalam beberapa bulan ke depan, sebelum ada peningkatan belanja publik pada pertengahan 2021.
“Saya rasa tidak ada cerita langsung yang mudah tentang ini,” kata Golub. “Dalam tiga atau empat bulan ke depan, saya pikir proses pembukaan kembali ekonomi akan bergelombang.”
Investor memantau bacaan indeks kepercayaan konsumen dan penjualan rumah lama. Data final pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal ketiga tahun 2020 tercatat sebesar 33,4% (tahunan), dari pembacaan sebelumnya sebesar 33,1%.
TIM PENELITI CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ags / ags)