Ilmuwan Mencari Jawaban atas Misteri Zaman Bumi yang Sebenarnya

Solopos.com, JAKARTA – Tanggal 22 April memang bukan hari lahir Bumi karena bumi tidak memiliki akta kelahiran untuk mencatat pembentukannya. Ilmuwan juga menghabiskan ratusan tahun untuk menentukan usianya.

Mengutip Detikinet, Kamis (22/4/2021), dengan menghitung usia batuan di kerak bumi yang terus berubah, serta batuan di tetangga Bumi, seperti Bulan dan meteorit, para ilmuwan telah menghitung bahwa usia Bumi 4,54 miliar tahun. tua, dengan kisaran kesalahan 50 juta. tahun.

Dikutip dari Ruang, para ilmuwan telah berusaha keras untuk menentukan usia planet selama 400 tahun terakhir. Mereka mencoba memprediksi usia berdasarkan perubahan permukaan laut, waktu yang dibutuhkan Bumi atau Matahari untuk mendingin, serta menampilkan suhu dan salinitas lautan.

Baca Juga: Google Earth Membagikan Selang Waktu 37 Tahun Perubahan Bumi

Seiring kemajuan teknologi penanggalan, metode ini terbukti tidak dapat diandalkan, karena sejumlah hal dapat menyebabkan kesalahan penghitungan. Misalnya, naik turunnya lautan terbukti menjadi proses yang selalu berubah, bukan penurunan bertahap.

Dan dalam upaya lain untuk menghitung usia planet, para ilmuwan beralih ke bebatuan yang menutupi permukaannya. Namun, karena lempeng tektonik terus menerus mengubah kerak bumi, batuan pertama telah lama didaur ulang, dilebur, dan direformasi menjadi formasi batuan baru.

Ilmuwan juga harus melawan masalah yang disebut Great Unconformity, di mana lapisan batuan sedimen tampaknya hilang (di Grand Canyon, misalnya, ada batuan berusia 1,2 miliar tahun yang tidak dapat ditemukan).

Planet Tetangga Batu

Batuan tertua di Bumi yang ditemukan hingga saat ini adalah Acasta Gneiss di barat laut Kanada dekat Great Slave Lake, yang berusia 4,03 miliar tahun. Tetapi bebatuan yang berusia lebih dari 3,5 miliar tahun dapat ditemukan di semua benua.

Greenland membanggakan batuan supracrustal Isua yang diperkirakan berusia 3,7 hingga 3,8 miliar tahun, sedangkan batuan di Swaziland berusia 3,4 hingga 3,5 miliar tahun. Selain itu ada juga sampel di Australia Barat yang berusia 3,4 miliar hingga 3,6 miliar tahun.

Sebuah kelompok riset di Australia menemukan butiran mineral tertua di Bumi. Kristal zirkonium silikat kecil ini memiliki usia hingga 4,3 miliar tahun, menjadikannya bahan tertua yang ditemukan di Bumi sejauh ini. Namun, batuan induknya sendiri belum ditemukan. Batuan dan zirkon menetapkan batas paling bawah untuk usia Bumi 4,3 miliar tahun, karena planet itu sendiri pasti lebih tua dari apa pun yang ada di permukaannya.

Baca juga: Bukit Algoritma, Inilah Lembah Silikon Indonesia yang Berlokasi di Sukabumi

Dengan menggunakan tidak hanya bebatuan di Bumi, tetapi juga informasi yang dikumpulkan tentang sistem yang mengelilinginya, para ilmuwan dapat memperkirakan usia Bumi sekitar 4,54 miliar tahun. Sebagai perbandingan, galaksi Bima Sakti, yang berisi tata surya, berusia kira-kira 13,2 miliar tahun, sedangkan alam semesta sendiri berusia 13,8 miliar tahun.

Sumber: Detikinet


Source