Bukan rahasia lagi jika mobil bergaya MPV menjadi pilihan favorit konsumen Indonesia. Terbukti segmen ini memiliki banyak pilihan yang diisi dengan nama-nama seperti Avanza, Xenia, Xpander, Mobilio, Ertiga dan lainnya. Tapi kenapa Hyundai menolak bermain di segmen ini?
Memang, semakin besar ceruk pasarnya, semakin ketat pula persaingannya. Namun bukan itu alasan Hyundai enggan ikut terjun di pasar gemuk di Indonesia. Hyundai melihat segmen SUV dengan tren bagus memiliki potensi pasar yang bagus di Indonesia.
“MPV seperti apa? Menurut saya orang suka MPV, tapi kalau trend saat ini bukan hanya di Indonesia, MPV masih banyak,” ujar Managing Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur saat ditemui. di Senayan Spark, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2020).
Bersama APM baru, terlihat bahwa Hyundai hanya menjual SUV di berbagai kelas. Ada mobil listrik baru Palisade, Kona, Santa Fe, dan Ioniq yang tergolong dalam tipe crossover.
“Sekarang kami hanya memiliki Palisade, Santa Fe, Kona, Ioniq. Tucson tidak masuk ke sini.
Meski menemukan SUV sangat menarik, Makmur belum bisa mengungkapkan kontribusi model-model ini terhadap total penjualan Hyundai. Bisa dibilang masih belum bisa dipastikan apakah Hyundai hanya akan fokus pada SUV di masa depan.
“Harus ada product plan, tinggal berapa masalah yang belum selesai. Kita masuki step by step,” lanjutnya.
Terlepas dari alasan trennya, Makmur melihat SUV sebagai pilihan paling tepat untuk kebutuhan konsumen mobil di Indonesia. Ia memiliki ukuran dan muatan yang lebih besar serta cenderung memiliki kemampuan offroad yang lebih baik berkat ground clearance yang tinggi.
“Memang tren kita SUV lebih tinggi dari MPV. Kontur jalan dan banjir juga lebih suka SUV,” ujarnya.
(rip / din)