Gara-gara Kabar Virus Corona Baru, Bursa Efek AS Lay Down

Jakarta

Munculnya varian baru virus Corona di Inggris dan sejumlah negara lain menimbulkan kekhawatiran global. Kekhawatiran ini juga menimbulkan sentimen negatif di kalangan investor, terutama di bursa saham Amerika Serikat (AS), di mana sejumlah indeks melemah.

Faktanya, Kongres AS baru saja akan mendukung paket stimulus pandemi baru yang telah lama ditunggu. Stimulus baru mencapai US $ 892 miliar atau sekitar Rp. 12.755 triliun (kurs Rp 14.300) yang diharapkan dapat menopang perekonomian setelah tertekan oleh pandemi Corona.

Indeks saham S&P 500 ditutup melemah semalam dengan kerugian 7,66 poin, atau 0,21% menjadi 3.687,26. Salah satu perusahaan dalam indeks, Tesla Inc, turun 1,5%, memperpanjang penurunannya untuk hari kedua sebagai konstituen S&P 500.

Amgen Inc turun 2,8% setelah hasil yang mengecewakan dari uji klinis tahap akhir dari obat asma yang dikembangkan dengan AstraZeneca Plc.

Tak hanya S&P 500, Dow juga ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average turun 200,94 poin atau 0,67% menjadi 30.015,51.

Di sisi lain, Nasdaq Composite naik 65,40 poin atau 0,51% menjadi 12.807,92. Kenaikan itu karena aksi jual saham Apple yang naik 2,8%.

Peloton Interactive Inc juga melonjak 11,6% karena investor menaikkan target harga saham mereka menyusul pengumuman perusahaan bahwa mereka akan membeli mitra Precor dalam kesepakatan $ 420 juta.

Secara keseluruhan, Senior Market Strategist LPL Financial Ryan Detrick menggambarkan perdagangan kemarin seolah-olah mengambil nafas panjang dari bursa AS.

“Hari ini pasar sedang menarik napas,” kata Detrick, dikutip Reuters, Rabu (23/12/2020).

Di AS, pandemi Corona telah menyebar, dan telah menginfeksi 214.000 orang. Kondisi ini memunculkan kembali pembatasan dalam sejumlah kegiatan. Kapasitas rumah sakit (RS) semakin terbatas.

Di sisi lain, kabar mengejutkan datang dari Inggris yang menemukan varian baru virus Corona bernama VUI-202012/01. Varian tersebut dilaporkan 70% lebih menular dari virus aslinya. Sejumlah negara menanggapi dengan menutup semua akses ke dan dari Inggris.

Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran bagi produsen vaksin Corona. Seperti Pfizer dan Moderna, di mana kedua perusahaan tersebut bekerja untuk memastikan vaksin mereka juga efektif melawan virus baru.

(zlf / zlf)

Source