Emiten Tommy Soeharto Siap Belanja 6 Kapal, Rp. 1.2 T

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten jasa transportasi laut milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) akan mengalokasikan belanja modal (capex) US $ 88 juta atau setara Rp 1,24 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.100 per US $ .

Direktur Utama HITS Budi Haryono menjelaskan total investasi itu untuk pengadaan 6 kapal baru. Masing-masing satu unit untuk FSRU (Unit Regasifikasi Penyimpanan Terapung), kapal tangki minyak, kapal tangki kimia, kapal tangki LPG, dan kapal tunda pelabuhan.

“Untuk capex 2021, kami proyeksikan ada tambahan 6 kapal senilai US $ 88 juta,” kata Budi, dalam virtual public expose, Senin (21/12/2020).

Terkait rencana investasi, perseroan, kata Budi, akan menstabilkan arus kas terlebih dahulu dan menyelesaikan kewajibannya kepada perbankan.

Direktur Utama HITS, Budi Haryono / Syahrizal Sidik / CNBC IndonesiaFoto: Direktur Utama HITS, Budi Haryono / Syahrizal Sidik / CNBC Indonesia
Direktur Utama HITS, Budi Haryono / Syahrizal Sidik / CNBC Indonesia

“Jika bisa pulih, bank telah memberikan kesempatan kepada HITS untuk tumbuh, maka proyek baru bisa dibiayai oleh bank,” ujarnya.

Jumlah tersebut meningkat dari alokasi belanja modal tahun ini sebesar US $ 65 juta dengan penambahan 3 kapal baru. Namun, belanja modal tersebut belum terealisasi akibat pandemi Covid-19 yang melanda sejak Maret 2020.

“Semua business plan sudah berubah, komunikasi dengan partner, lender di luar terganggu sehingga tidak bisa berjalan dengan baik, ini menjadi kendala. Kita ubah belanja capex menjadi leasing,” sambung Budi.

Budi mengakui, kinerja keuangan perseroan tahun ini masih mengalami tekanan akibat penurunan permintaan dan imbas pandemi Covid-19.

Hal tersebut terlihat dari laporan keuangan perseroan hingga September 2020 yang mencatat penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan sebesar US $ 7,08 juta dari sebelumnya US $ 8,58 juta.

Penurunan ini juga sejalan dengan pendapatan usaha perseroan yang terkoreksi menjadi US $ 63,71 juta dari tahun lalu US $ 64,03 juta. Salah satu penyebabnya adalah utilitas kapal mengalami penurunan yang cukup signifikan.

“Tahun 2020 turun cukup banyak, utilisasi di bawah 90% cukup signifikan. Utilisasi harus mencapai 95%. Ini tugas joint management untuk bisa meningkatkan utilitas lagi meski permintaan turun,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]

(tas tas)


Source