Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Selatan (ROK) mengumumkan kasus harian tertinggi Covid-19. Pengumuman itu bertepatan dengan dampak gelombang ketiga di negara itu. Yoon Tae Oh dari Markas Besar Penanggulangan Bencana Pusat mengingatkan masyarakat untuk membatalkan semua pertemuan di tengah Natal.
“Kami sangat menyarankan dan meminta agar Anda membatalkan semua pertemuan dan kumpul-kumpul, bahkan dengan anggota keluarga terdekat,” kata Yoon seperti dikutip MSN, Jumat (25/12/2020).
Perayaan Natal tahun ini di Korea Selatan diikuti oleh tambahan 1.241 kasus baru Covid-19. Sekitar 70% kasus berasal dari wilayah Seoul yang merupakan rumah bagi setengah dari populasi negara tersebut.
Untuk menekan penambahan kasus baru, Korea Selatan telah melarang pertemuan pribadi lebih dari empat orang di Seoul. Keputusan tersebut berlaku hingga 3 Januari 2021.
Acara Gereja juga telah berpindah dari offline ke online atau dalam skala yang lebih kecil. Salah satunya adalah gereja protestan terbesar di Korea Selatan, Yoido Full Gospel Church yang hanya memiliki 15 staf, paduan suara, dan pastor lengkap dengan topeng pada perayaan Natal online.
“Di waktu normal, gereja kami bisa menampung hingga 12 ribu. Namun, kami memahami bahwa aturan menjaga jarak sangat diperlukan untuk melindungi nyawa,” kata salah satu anggota gereja, Park Jae Woo.
Sedangkan Misa Natal di Katedral Myeondong, Seoul, hanya memperbolehkan 15 orang untuk menghadiri misa Natal. Mereka yang hadir juga harus melakukan reservasi terlebih dahulu.
Sedangkan bagi yang tidak mendapat tempat, masih melakukan misa di luar gereja. Namun dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan, gunakan masker di depan patung Bunda Maria.
Selain itu, hot spot seperti resor ski dan taman nasional telah ditutup secara nasional.
[Gambas:Video CNBC]
(miq / miq)