BEIJING, KOMPAS.com – China pada Senin (21/12/2020) mengatakan tweet Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menuduh Beijing terlibat dalam peretasan institusi pemerintah AS, adalah lelucon bermotif politik.
Trump mengatakan dia telah mengendalikan peretasan besar-besaran yang melanda institusi seperti Kementerian Keuangan dan Departemen Keamanan Dalam Negeri.
Tetapi dalam sebuah tweet, dia tidak yakin dengan pendapat pemerintahannya bahwa Rusia adalah dalang di balik peretasan tersebut, tetapi China mungkin telah melakukannya. Meski begitu Trump tidak memberikan bukti apapun.
Baca juga: Trump ingin namanya diabadikan sebagai nama bandara
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin tidak langsung menyangkal keterlibatan Beijing, tetapi menyebut tuduhan AS itu tidak masuk akal dan kontradiktif.
“Tuduhan yang dibuat oleh AS terhadap China selalu menjadi lelucon, karena motif politik,” kata Wang dalam konferensi pers, seperti dikutip Kompas.com dari AFP.
“AS telah mempolitisasi masalah keamanan siber, terus menyebarkan informasi palsu tanpa bukti konklusif … dalam upaya untuk menghancurkan citra China dan menyesatkan komunitas internasional,” tambahnya.
Baca juga: Trump Belum Vaksinasi Covid-19, Ini Alasannya
Sebelumnya pada Juli, dua warga negara China didakwa dengan AS karena mencuri data penelitian tentang vaksin virus corona dan meretas ratusan perusahaan.
Tindakan Washington yang disebut Beijing sebagai fitnah.
Sementara itu, cuitan Trump pada hari Sabtu bertentangan dengan komentar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sehari sebelumnya tentang sumber dan tingkat keparahan serangan dunia maya.
Baca juga: Rencana Darurat Militer Muncul Mengangkat Ahli Teori Konspirasi Lawan Biden, Trump Disebut Gila
Pompeo mengatakan serangan itu jelas merupakan pekerjaan Rusia dan ada upaya untuk terlihat digunakan perangkat lunak pihak ketiga untuk menerobos sistem pemerintah AS.
Pakar dunia maya mengatakan serangan itu dapat berdampak luas dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.
Sejumlah pejabat “Negeri Paman Sam” lainnya juga menuduh Rusia sebagai pelaku peretasan, dan tidak ada yang menuding Beijing.
Namun Rusia membantah mereka berada di balik layar serangan dunia maya itu.
Sebagai presiden, Trump sendiri kerap tidak melihat Rusia sebagai ancaman, termasuk membantah Moskow ikut campur dalam pemilu AS 2016 meski ada temuan dari badan intelijen AS.
Baca juga: Masih Enggan Mengakui Biden Menang, Trump Ajak Demo Besar di Januari