Dianggap Bisa Turunkan Berat Badan, Ini 5 Bahaya Diet Keto

KOMPAS.com – Diet keto menjadi populer sebagai cara ampuh untuk menurunkan berat badan.

Orang yang menjalani diet keto harus menjauhi makanan tinggi karbohidrat.

Mereka hanya boleh makan makanan tinggi lemak, seperti ikan, telur, produk susu, daging, mentega, minyak, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran rendah karbohidrat.

Menurut ahli diet Mary Condon, diet keto efektif untuk menurunkan berat badan dan kadar gula darah. Sayangnya, tidak semua orang cocok untuk jenis diet ini.

“Seringkali, orang yang berhenti melakukan diet ini bisa kembali mengalami kenaikan berat badan,” kata Condon.

Baca juga: Apa yang harus dilakukan orang tua saat anak mengalami diare

Selain itu, diet keto juga berpotensi memicu bahaya kesehatan berikut:

1. Meningkatkan risiko batu ginjal

Saat melakukan diet keto, kita disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti telur, daging, dan produk susu. Ini bisa memicu risiko batu ginjal.

Asupan lemak hewani yang tinggi dapat menyebabkan darah dan urin menjadi lebih asam, yang menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium dalam urin.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa diet keto mengurangi jumlah sitrat yang dilepaskan dalam urin.

Padahal, sitrat bisa mengikat kalsium dan mencegah pembentukan batu ginjal.

2. Memicu gangguan pencernaan

Karena asupan karbohidrat yang terbatas, maka sangat sulit memenuhi kebutuhan serat harian.

Makanan yang mengandung karbohidrat biasanya tinggi serat, misalnya sayuran bertepung, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Saat melakukan diet keto, kita disarankan untuk menghindari makanan tersebut.

Akibatnya, diet keto bisa memicu ketidaknyamanan pencernaan dan sembelit.

Penelitian juga menunjukkan bahwa diet keto bisa memicu sembelit. Pasalnya, kekurangan asupan serat, seperti yang sering terjadi pada para pelaku diet keto, bisa berdampak negatif bagi bakteri usus.

Ini juga membantu menurunkan sistem kekebalan dan memicu peradangan.

3. Memicu kekurangan nutrisi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet keto memicu defisiensi kalsium, vitamin D, magnesium, dan fosfor.

Seiring waktu, hal ini bisa menyebabkan kekurangan nutrisi. Itu sebabnya, melakukan diet ini tidak boleh sembarangan dan perlu konsultasi dulu ke dokter.

Baca juga: Multitasking Ternyata Berbahaya, Begini Cara Mencegahnya

4. Memicu kekurangan glukosa

Diet rendah karbohidrat seperti diet keto telah terbukti membantu mengatur kadar gula darah pada penderita diabetes.

Secara khusus, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa keto dapat membantu menurunkan kadar hemoglobin A1c, ukuran kadar gula darah rata-rata.

Namun, penderita diabetes tipe 1 mungkin berisiko lebih tinggi mengalami lebih banyak episode gula darah rendah (hipoglikemia), yang ditandai dengan kebingungan, gemetar, kelelahan, dan berkeringat.

Hipoglikemia dapat menyebabkan koma dan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

5. Mengganggu kesehatan tulang

Diet keto juga berpotensi menurunkan kepadatan mineral tulang. Penelitian yang meneliti 29 anak penderita epilepsi menemukan bahwa skor kepadatan mineral tulang lebih rendah 68 persen setelah menjalani diet keto.

Studi lain juga menunjukkan bahwa melakukan diet keto selama 3,5 minggu menghasilkan tingkat kerusakan tulang yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi diet tinggi karbohidrat.

Source