Catat tanggalnya! Enam Fenomena Luar Angkasa Akan Terjadi di Bulan Juni

Perkiraan waktu membaca: 2 menit

NOTIF.ID, SAINS – Fenomena antariksa berupa gerhana matahari cincin akan berlangsung pada 21 Juni 2020. Lembaga Pusat Ilmu Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa gerhana matahari cincin merupakan peristiwa di angkasa ketika Bulan berada terlalu jauh dari Bumi. , sehingga tidak akan menutupi matahari sepenuhnya.

LAPAN menyebut ada enam fenomena astronomi yang bisa diamati oleh ‘pecinta antariksa’. Beberapa terjadi pada hari yang sama.

Dijelaskan juga, Bulan akan menjadi gelap sehingga menghasilkan cincin cahaya di sekitarnya. Tak hanya itu, korona Matahari juga tak akan terlihat selama fenomena ini. Informasi berikut dikutip dari Notif Tempo.co.id:

21 Juni: Fase Bulan Baru dan gerhana matahari cincin

Pada fase Bulan baru, Bulan akan berada di sisi Bumi yang sama dengan Matahari dan tidak akan terlihat di langit malam. Fase ini terjadi pada pukul 23.42 WIB.

Menurut LAPAN, ini adalah waktu terbaik dalam sebulan untuk mengamati objek redup seperti galaksi dan gugusan bintang karena tidak ada cahaya bulan yang mengganggu.

Gerhana matahari cincin terjadi ketika Bulan terlalu jauh dari Bumi untuk menutupi Matahari sepenuhnya.

Ini bisa menghasilkan lingkaran cahaya di sekitar Bulan yang gelap, dan korona Matahari tidak akan terlihat selama gerhana cincin.

Jalur gerhana akan dimulai di Afrika Tengah dan akan melintasi Arab Saudi, India, dan Cina Selatan sebelum berakhir di Samudra Pasifik. Gerhana matahari cincin akan terlihat di beberapa bagian Afrika Timur, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

22 Juni: Soltice Juni dan konjungsi Bulan-Merkurius

Titik balik matahari Juni (Soltice Juni) akan terjadi pada pukul 04.44 WIB. Kutub utara Bumi akan condong ke arah Matahari, yang akan mencapai posisi paling utara di langit dan berada di atas tropik pada lintang utara 23,44 derajat.

Diketahui, acara ini merupakan hari pertama musim panas (titik balik matahari musim panas) di belahan bumi utara dan hari pertama musim dingin (titik balik matahari musim dingin) di Belahan Bumi Selatan.

Sedangkan puncak konjungsi Bulan-Merkurius akan terjadi pada pukul 17.15 WIB. Namun, Bulan dan Merkurius akan sulit dilihat saat Matahari masih berada di atas ufuk, karena pantulan cahaya dari Bulan dan Merkurius kurang terang dibandingkan cahaya Matahari.

Fenomena konjungsi ini bisa dinikmati saat matahari terbenam di barat laut. Bulan-Merkurius yang berdekatan ini terletak di konstelasi Gemini, tetapi cukup sulit untuk mengamati Merkurius dengan mata telanjang.

28 Juni: Bulan dibalut awal

Fenomena ini akan terjadi pada pukul 15.16 WIB pada jarak 369.921 kilometer dari pusat Bumi. Dijelaskan bahwa pada saat itu Bulan, Bumi, dan Matahari akan membentuk sudut 90 derajat atau sudut siku-siku.

Bulan akan terbit pada tengah hari dan mencapai puncaknya saat matahari terbenam sehingga kita bisa menyaksikan kemunculan Bulan ini sebelum matahari terbenam hingga tengah malam saat Bulan terbenam.

30 Juni: Bulan berada di titik terjauh Bumi (Perige)

Pada akhir Juni, fenomena astronomi ini akan terjadi pada pukul 09.20 WIB pada jarak 368.996 kilometer dari pusat Bumi.

Bulan akan tampak lebih besar jika diamati dari Bumi dengan sudut lebar 32,4 menit busur.

Source