Bolsonaro Mengatakan Orang yang Vaksinasi COVID-19 Bisa Menjadi …

Memuat …

BRAZIL – Presiden Brazil , Jair Bolsonaro , mengkritik klausul perjanjian produsen vaksin COVID-19 Pfizer-BionTech yang tidak akan bertanggung jawab atas efek samping tak terduga dari vaksin. Sebagai ungkapan ketidakpercayaannya kepada produsen obat, ia menyatakan bahwa vaksinasi dapat mengubah manusia menjadi buaya.

“Dalam kontrak Pfizer sangat jelas: “kami tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun.” Jika Anda berubah menjadi buaya, itu masalah Anda. “Jika Anda menjadi manusia super, jika seorang wanita mulai menumbuhkan janggut atau jika seorang pria mulai berbicara dengan suara banci, mereka tidak akan ada hubungannya dengan itu,” keluh Bolsonaro seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (20/12/2020).

Bolsonaro menyatakan bahwa vaksinasi tidak wajib di Brasil tetapi obat harus tersedia bagi siapa saja yang ingin diimunisasi. Minggu lalu, Bolsonaro mengatakan dia tidak akan menerima vaksin.

Sebelumnya, Mahkamah Agung Brasil (MA) mengeluarkan putusan yang membuka jalan bagi sanksi bagi mereka yang menolak disuntik vaksin COVID-19.

Dalam putusannya, mahkamah agung memutuskan bahwa warga secara hukum bisa “diminta” untuk mendapatkan vaksin virus Corona. MA Brazil juga meletakkan dasar untuk “sanksi” bagi mereka yang menolak untuk menyuntikkan vaksin(Baca juga: Warga Brasil Harus Vaksinasi COVID-19, Tolak Sanksi)

Pada 13 Desember, kementerian kesehatan Brasil mengumumkan rencana vaksinasi lima bulan untuk memvaksinasi 51 juta orang dalam kelompok prioritas seperti profesional kesehatan dan orang tua. Rencana tersebut dikritik karena belum ada tanggal untuk vaksinasi universal.

Otoritas Brasil telah berkomitmen sekitar USD390 juta untuk membeli 100 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca COVID-19 dan menyiapkan produksi di Fiocruz Institute. Selain itu, Brasil mengharapkan untuk menerima 42,5 juta dosis vaksin melalui inisiatif Covax dan sedang dalam pembicaraan dengan Pfizer untuk membeli 70 juta dosis vaksin mereka.

Bolsonaro, yang telah menunjukkan skeptisisme tentang pandemi virus korona dan tindakan anti-pandemi yang ketat, dinyatakan positif COVID-19 pada bulan Juli.(Baca juga: Presiden Brazil: Ada jamur di paru-paru saya setelah terinfeksi Covid-19)

Brasil sendiri memiliki angka kematian tertinggi kedua untuk COVID-19 di dunia, menurut data yang dihimpun oleh Universitas Johns Hopkins. Hingga saat ini, lebih dari 7,2 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan, bersama dengan setidaknya 186.356 kematian sejak dimulainya pandemi.

(ber)

Source