Bambang Pacul Marah, PDIP Tantang Membuktikan Arus Suap Bantuan Sosial

Jakarta, CNN Indonesia –

Ketua Badan Pemenang Pemilihan DPP PDI Perjuangan (PDIP), Bambang ‘Pacul’ Wuryanto menantang pihak yang menuduh partainya mendapat upeti atau bagian dari aliran suap. Asisten sosial (Asisten sosial) Covid-19 yang menyeret Menteri Sosial off, Juliari Peter Batubara untuk membuktikan tuduhan tersebut.

Bambang mengaku tak terima dengan tudingan itu. Dia memastikan tuduhan itu tidak bisa dibuktikan.

“Saya pastikan dia tidak bisa membuktikannya. Saya ketua pemilu. Biar saya tahu kalau ketua pemilu marah,” kata Bambang melalui telepon kepada CNNIndonesia.com, Minggu (20/12).

Dilaporkan Majalah Tempo Sebelumnya, sejumlah pejabat hingga calon kepala daerah yang diusung partai pimpinan Megawati Soekarnoputri diduga ikut menerima aliran dana dari kasus dugaan suap bansos Covid-19 yang melibatkan Menteri Sosial yang tidak aktif Juliari.

Aliran uang itu bahkan disebut-sebut sudah diterima ketua komisi di DPR RI kepada pejabat di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Program bantuan untuk orang yang terdampak Covid-19 diperkirakan dirancang sebagai proyek bancakan.

Selain itu, Juliari juga disebut secara khusus telah membentuk tim khusus untuk menyeleksi vendor atau perusahaan penyedia paket sembako, penyedia goodie bag, dan layanan pengiriman bantuan kepada kelompok penerima.

Ada enam perusahaan yang diduga menerima proyek penyaluran bansos dari Kementerian Sosial. Selama beberapa bulan terakhir, mereka telah menerima jutaan proyek paket bansos dengan rata-rata nilai anggaran di atas Rp. 300 miliar.

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex merupakan salah satu dari enam perusahaan yang ditunjuk Kementerian Sosial untuk mengerjakan proyek pembuatan tas kain untuk penyaluran bansos. Padahal, awalnya, proyek ini dijanjikan kepada usaha kecil dan menengah.

Nama Sritex konon muncul setelah mendapat rekomendasi dari putra Presiden Joko Widodo yang mencalonkan diri di Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Menanggapi hal tersebut, manajemen PT. Sritex membantah dan mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah berinisiatif meminta proyek pembuatan tas kain untuk penyaluran bansos Covid-19 di Jawa Tengah. Tawaran tersebut, menurut Corporate Communication PT Sritex, Joy Citradewi sebenarnya datang dari Kementerian Sosial.

“Informasi dari Marketing, kami didekati oleh Kemensos untuk pemesanan [tas] bansos ini, ”kata Corporate Communication PT Sritex Joy Citradewi, Minggu (20/12).

Dalam kunjungannya ke pabrik Sritex di Kabupaten Sukoharjo pertengahan Juli lalu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Sosial (Kemensos), Hartono Laras mengatakan, Kementerian Sosial telah menjalin kerja sama dengan PT Sritex untuk menghasilkan 1,9 juta. tas kain.

Namun, Joy enggan membeberkan harga dan jumlah tas yang dipesan Kementerian Sosial. Ia pun mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan Gibran yang disebut-sebut telah merekomendasikan agar perusahaannya mendapatkan proyek pembuatan tas kain bansos.

“Tidak ada komunikasi dengan Mas Gibran,” tulis Joy lagi.

(thr / rsd / NMA)

[Gambas:Video CNN]


Source