
JAKARTA (Lampost.co) – Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Adi Utarini menemukan bakteri alami bernama wolbachia yang mampu menekan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Kasus DBD menurun secara signifikan di wilayah tempat penelitian Utarini dilakukan bersama dengan tim peneliti Yogyakarta World Mosquito Program (WMP).
“Ini menunjukkan kasus demam berdarah bisa sangat berkurang hingga 77 persen, dibanding daerah yang tidak menggunakan intervensi wolbachia,” kata Utarini dalam siaran langsung di Instagram oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Senin, 21 Desember 2020.
Utarini menuturkan, dirinya dan timnya menyebarkan wolbachia di sebuah daerah kecil di Yogyakarta pada 2014. Selama itu tidak ada kasus DBD di daerah itu. Ia yakin wolbachia telah memasuki nyamuk pembawa virus dengue.
“Tahun 2016 ini kita upayakan perluasan di separuh wilayah Yogyakarta. Kasus DBD terus menurun dan akan terus kita pantau,” ucapnya.
Peneliti utama WMP Yogyakarta menjelaskan bahwa dalam penelitian ini bakteri wolbachia masuk ke dalam tubuh nyamuk pembawa virus Dengue Aedes Aegypti. Untuk melakukan ini, bakteri dimasukkan ke dalam air tempat nyamuk berkembang biak.
Nyamuk Aedes Aegypti yang telah terkontaminasi Wolbachia sejak menetas tidak lagi membawa virus dengue. Saat sudah menjadi ekosistem, nyamuk yang telah diintervensi oleh wolbachia tidak lagi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menambahkan, Wolbachia juga tidak merusak rantai makanan nyamuk. Wolbachia juga tidak berdampak pada manusia yang digigit nyamuk tersebut.
Kesimpulan ini didapat berdasarkan hasil pengujian. Utarini mengatakan dia dan timnya telah mengembangkan sekitar 600 nyamuk Aedes Agypti yang telah diintervensi oleh wolbachia, dan menguji efek gigitannya secara langsung.
“Kami buat kandang 30 kali 30 sentimeter, kami taruh tangan di dalamnya, dan saat kami periksa darahnya, wolbachia tidak berpindah ke kami atau ke serangga lain,” ujarnya.
Winarko