Ia mengatakan pneumonia merupakan penyebab utama kematian anak di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Manajer Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur Dominicus Husada mengatakan, seorang ayah memiliki peran kunci dalam menentukan kesehatan keluarga, termasuk pencegahan pneumonia bagi anaknya. Namun, kata dia, selama ini peran ayah dalam mendukung kesehatan anak belum maksimal. Fokus kesehatan anak diserahkan kepada ibu.
“Padahal kombinasi peran ayah yang maksimal akan melengkapi keluarga dalam membangun ketahanan kesehatan,” ujarnya di Surabaya, Senin (21/12).
Dominicus mengajak para bapak untuk berperan aktif dalam memperhatikan kesehatan anak, terutama dari serangan pneumonia. Ia mengatakan pneumonia merupakan penyebab utama kematian anak di Indonesia. Dominicus menjelaskan, pneumonia adalah peradangan paru-paru yang menyerang pernapasan. Pneumonia terjadi karena infeksi yang berasal dari makhluk asing yang masuk ke dalam tubuh.
“Penyebabnya bisa virus, bakteri, jamur, bahan kimia, bahan beracun, atau makhluk hidup kecil lainnya,” ujarnya.
Dominicus menambahkan, pneumonia menyerang bayi, anak-anak, dan lanjut usia (lansia). Orang dengan sistem kekebalan yang buruk lebih rentan terhadap pneumonia.
“Jadi pneumonia ini menempati urutan pertama penyebab kematian balita di dunia. Bergantian dengan diare yang juga menjadi penyebab kematian balita,” ujarnya.
Dominicus menyatakan bahwa keluarga, khususnya bagi bapak yang menjadi konduktor di rumah, harus bisa mengetahui ciri-ciri pneumonia. Biasanya diawali dengan demam, batuk dan pilek, yang kemudian muncul sesak napas. Dalam situasi seperti ini, kata dia, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
“Upaya pencegahan bisa dilakukan melalui imunisasi pneumonia,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Herlin Ferliana mengatakan, imunisasi merupakan program yang sangat efektif untuk memenuhi target SDGs dengan menurunkan angka kematian bayi sebesar 25 per 1.000. Apalagi pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita.
“Sebanyak 50 persen disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan 20 persen disebabkan oleh haemophilus influenzae tipe B,” kata Herlin.
Ia melanjutkan, solusi untuk menurunkan angka kematian bayi akibat pneumonia adalah dengan vaksin Pneumokokus Konjugasi (PCV) yang sudah diperkenalkan di Indonesia. Herlin menambahkan, diperlukan kerjasama yang terintegrasi dengan semua pihak untuk mencapai imunisasi PCV yang berhasil.
“Peran bapak juga sangat penting dalam keberhasilan imunisasi PCV,” ujarnya.
Psikolog Universitas Airlangga Surabaya Nur Ainy Fardana menuturkan, peran penting seorang ayah sebenarnya dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dibutuhkan dukungan emosional dan perhatian ayah terhadap kondisi kehamilan ibu.
“Karena itulah ayah yang terlibat dalam mengasuh anak sejak awal terbukti berkontribusi pada pengembangan rasa aman pada sisi emosional anak.” Kepedulian dan kasih sayang ayah kepada anak-anaknya selama masa bayi berkontribusi besar terhadap kedekatan emosional anak. ayah untuk bayinya, “katanya.
Saat ini, kata dia, di era keterbukaan informasi, seorang ayah perlu memahami fakta pneumonia pada anak. Perlunya sosialisasi dan edukasi yang tepat terkait dengan risiko, pencegahan dan pengobatan penyakit yang mengancam anaknya. “Seorang ayah perlu mengambil keputusan yang tepat dalam pencegahan dan penanganan pneumonia,” ujarnya.
(function(d, s, id) { var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; if (d.getElementById(id)) return; js = d.createElement(s); js.id = id; js.src = "https://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1&appId=417808724973321&version=v2.8"; fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); }(document, 'script', 'facebook-jssdk')); Source