AstraZeneca Sebut Vaksin Akan Berlaku untuk Varian Baru Virus Corona

KOMPAS.com – Kepala perusahaan di balik vaksin virus korona Oxford-AstraZaneca mengatakan para peneliti yakin vaksin mereka akan efektif melawan strain baru virus yang pertama kali ditemukan di Inggris.

Chief Executive Astra Zeneca, Pascal Soriot mengatakan dia memuji vaksin Astra Zeneca dan menyebutnya sebagai formula kemenangan.

“Selama ini menurut kami vaksin harus tetap efektif. Tapi belum bisa dipastikan, jadi akan kami uji,” kata Soirot. Wali (27/12/2020).

Baca juga: Sejumlah pakar mempertanyakan hasil uji klinis vaksin AstraZeneca Covid-19

100 juta dosis

Saat ini 100 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca telah dipesan di Inggris. Sekitar 40 juta dosis akan tersedia pada akhir Maret 2021.

Vaksin akan mulai diluncurkan secara massal mulai 4 Januari.

Namun juru bicara pemerintah berkata Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) atau Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris harus diberi waktu untuk memeriksanya.

“Regulator obat sedang meninjau data akhir dari uji klinis fase tiga Universitas Oxford-AstraZeneca untuk menentukan apakah vaksin tersebut memenuhi standar ketat kualitas, keamanan dan efektivitas,” kata juru bicara tersebut.

Kemanjuran vaksin Oxford-AstraZeneca

Ada kekhawatiran bahwa vaksin Oxford mungkin tidak sebaik dalam mencegah penyakit simptomatik seperti vaksin lain dari Pfizer.

“Kami pikir kami telah menemukan formula yang unggul dan bagaimana mendapatkan khasiat yang, setelah dua dosis, ada di sana bersama orang lain. Saya tidak dapat memberi tahu Anda lebih banyak karena kami akan menerbitkannya suatu hari nanti,” kata Soriot.

Baca juga: Efektif 90 persen, Ketahui 7 Fakta Tentang Vaksin AstraZeneca-Oxford

Sejauh ini, dari angka yang dirilis, vaksin Oxford menunjukkan efektivitas hingga 90 persen pada mereka yang diberi setengah dosis diikuti dengan dosis penuh.

Sedangkan vaksin untuk Pfizer dan mitranya di Jerman, BioNTech memiliki khasiat 95 persen.

“Kami lebih suka hasil yang lebih sederhana, tapi secara keseluruhan menurut kami ini positif, mereka memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh regulator di seluruh dunia,” katanya.

Sebelumnya, publikasi AstraZeneca tentang hasil yang tidak terduga dan penangguhan uji coba dilaporkan telah menimbulkan kekhawatiran di Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

Pernyataan Soriot mengenai varian baru ini muncul setelah lebih banyak negara di Eropa mulai meluncurkan program vaksinasi mereka menggunakan vaksin yang dikembangkan dari Pfizer dan BioNTech.

Baca juga: Setelah Sinovac, Mampukah Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Pfizer Digunakan di Indonesia?

Data uji klinis akhir

Dikutip dari AP, Senin (28/12/2020), pemerintah Inggris menyatakan regulator obat sedang mengkaji data final uji klinis fase tiga AstraZeneca.

Jika vaksin AstraZeneca mendapatkan lampu hijau, vaksin tersebut dapat diluncurkan ke penduduk di Inggris pada minggu pertama Januari 2021.

Inggris telah melakukan vaksinasi dengan vaksin Pfizer. Per 24 Desember 2020, lebih dari 600.000 orang telah menerima yang pertama dari dua dosis vaksin Pfizer.

Sejak ditemukan pada pertengahan Desember di Inggris dan Afrika Selatan, varian baru virus corona terus menyebar.

Meluncurkan Kompas.com, hingga Minggu (27/12/2020) sudah ada 16 negara dan wilayah yang melaporkan kasus virus corona varian baru.

Terakhir, Spanyol dan Kanada mengumumkan kasus virus corona jenis baru ini pada Sabtu (26/12/2020).

Beberapa negara yang menemukan varian baru ini selain Inggris dan Afrika Selatan adalah Malaysia, Filipina, Singapura, Australia.

Baca juga: Orang Asing asal Inggris Dilarang Masuk Indonesia, Lihat Ketentuan Lengkapnya

Source