Bandung –
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, banjir di Kota Bandung, Jawa Barat terjadi akibat tingginya intensitas hujan sejak Kamis (24/12) mulai pukul 16.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Kepala BMKG Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, hujan deras itu disebabkan gangguan pola angin yang cukup signifikan. Akibatnya awan berkumpul di Kota Bandung dan terjadilah hujan lebat.
“Ada gangguan yang cukup signifikan di wilayah Jabar yang menyebabkan perlambatan massa udara di bagian barat Jabar. Kondisi ini mendukung tumbuhnya awan hujan, termasuk di wilayah Jabar,” kata Tony. detikcom, Jumat (25/12/2020).
Lebih lanjut ia mencatat, pola distribusi angin pada 24 Desember 2020 pukul 00.00 UTC, umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat didominasi oleh angin dari arah Barat Daya hingga Barat Laut.
“Pola angin dipengaruhi oleh kondisi dinamis lapisan udara yang selalu berubah-ubah. Dan saat ini musim hujan, menjelang puncak musim hujan di bulan Januari,” ujarnya.
Berdasarkan Stageof stasiun Bandung Automatic Weather Station (AWS), curah hujan di Kota Bandung mencapai 83 milimeter dengan intensitas hujan sangat lebat (ekstrim). Beberapa faktor lokal juga disebut-sebut sebagai penyebab hujan lebat tersebut.
Yang dimaksud dengan faktor lokal adalah tingkat kelembaban udara. Pada saat kejadian, proses pertumbuhan awan hujan lebih cepat. Kelembaban udara cukup basah sehingga terjadi peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan konvektif jenis Cumulus dan Cumulonimbus padat yang menyebabkan hujan sedang sampai lebat.
Tingkat kelembaban pada pukul 00.00 UTC di Kota Bandung tercatat pada lapisan 850 mb, 700 mb, 500, dan 200 mb berkisar antara 80 – 95 persen. Selain itu, pencatatan citra satelit Himawari dan citra radar cuaca mencatat pertumbuhan awan konvektif yang signifikan atau Cumulonimbus dari siang hingga sore hari.
Kondisi ini diprediksi akan menyebabkan banjir, pungkasnya.
(lumpur / lumpur)