Alien tidak datang ke bumi karena berat badan mereka pada mantan

Jakarta

Bukan hanya perjalanan cinta Anda yang mahal harganya. Alasan alien tidak pernah mengunjungi Bumi mungkin karena alasan yang sama – harganya mahal, bos!

Kita bisa belajar dari sejarah penjelajahan ruang angkasa manusia itu sendiri. Mengirim astronot ke Bulan sebagai bagian dari Program Apollo antara tahun 1961 dan 1973 menghabiskan biaya sekitar USD 25,4 miliar, yaitu sekitar USD 150 miliar (disesuaikan dengan inflasi).

Sebagai perbandingan, Proyek Artemis, yang akan mengembalikan astronot ke Bulan untuk pertama kalinya sejak 1972, menelan biaya $ 35 miliar.

Itu belum termasuk biaya untuk mendapatkan semua berbagai komponen lainnya lho, seperti pengembangan SLS selama ini, kapsul antariksa Orion, dan penelitian tentang human landing system (HLS), robotika dan lain sebagainya.

Roaming antarbintang?

Sejak awal kemajuan ilmu antariksa, banyak proposal teoretis telah dibuat untuk mengirim pesawat ruang angkasa ke bintang terdekat. Inti dari masing-masing proposal ini adalah apakah kita akan dapat mencapai bintang terdekat selama masih ada peradaban di Bumi?

Untuk memenuhi tantangan ini, para ilmuwan memikirkan sejumlah strategi propulsi canggih yang akan mampu mendorong pesawat ruang angkasa ke kecepatan relativistik.

Dari angka-angka yang tersedia, yang paling jelas adalah Project Orion (1958-1963), yang mengandalkan metode yang dikenal sebagai Nuclear Pulse Propulsion (NPP).

Dipimpin oleh Ted Taylor dari General Atomics dan fisikawan Freeman Dyson dari Institute for Advanced Study di Universitas Princeton, proyek tersebut membayangkan sebuah pesawat luar angkasa besar yang akan menggunakan kekuatan ledakan yang dihasilkan oleh hulu ledak nuklir untuk menghasilkan daya dorong. Hulu ledak ini akan dilepaskan di belakang pesawat ruang angkasa dan diledakkan, menciptakan getaran nuklir untuk penggerak.

Sistem ini sangat sederhana dan efektif, dan secara teoritis dapat mencapai kecepatan hingga 5% kecepatan cahaya (5,4 × 107km / jam, atau 0,05c).

Sayangnya, masalahnya masih masalah biaya. Menurut perkiraan yang dibuat oleh Dyson pada tahun 1968, pesawat ruang angkasa Orion akan memiliki berat antara 400.000 dan 4.000.000 metrik ton. Perkiraan Dyson juga menunjukkan bahwa biaya membangun objek semacam itu bisa mencapai USD 367 miliar (saat ini USD 2,75 triliun jika disesuaikan dengan inflasi). Itu sekitar 78% dari pendapatan tahunan pemerintah AS untuk 2019, dan 10% dari PDB Amerika Serikat.

Ide lainnya adalah membangun roket yang mengandalkan reaksi termonuklir untuk menghasilkan daya dorong. Secara khusus, konsep Fusion Propulsion dipelajari oleh British Interplanetary Society antara 1973-1978 sebagai bagian dari studi kelayakan yang dikenal sebagai Proyek Daedalus.

Desain yang dihasilkan membutuhkan pesawat ruang angkasa dua tahap yang akan menghasilkan daya dorong dengan menggabungkan pelet deuterium / helium-3 di ruang reaksi menggunakan laser elektron. Ini akan membuat plasma berenergi tinggi yang kemudian akan diubah menjadi dorongan oleh nosel magnet.

Tahap pertama pesawat ruang angkasa akan beroperasi selama lebih dari 2 tahun dan mempercepat pesawat ruang angkasa menjadi 7,1% kecepatan cahaya (0,071c). Tahap ini kemudian akan dibuang dan tahap kedua akan mengambil alih dan mempercepat pesawat ruang angkasa menjadi sekitar 12% kecepatan cahaya (0.12c) selama 1,8 tahun.

Mesin tahap kedua kemudian akan dimatikan, dan kapal akan memasuki masa jelajah selama 46 tahun. Menurut perkiraan Proyek, misi akan memakan waktu 50 tahun untuk mencapai Bintang Barnard (kurang dari 6 tahun cahaya). Butuh waktu lama, lagi-lagi pasti biayanya mahal.

Alasan ini mungkin juga menjadi alasan mengapa alien belum bisa menemukan keberadaan kita. Hmmm, jadi kayak sinetron, jadi dicegah ketemu karena kasih berat biayanya. Diluncurkan Science Alert.

Menonton video “20Second + with Herbalice: RI Research on Alien Life, Hingga Presiden Prancis Mengutuk
[Gambas:Video 20detik]

(tanya / tanya)

Source